Sabtu, 04 Juni 2016

PENYIMPANGAN SEKSUAL MAKIN MENCENGKERAM

PENYIMPANGAN SEKSUAL MAKIN MENCENGKERAM
Pdt. Emr. Messakh Jack Karmany, S.Th




BEBERAPA TAHUN LALU, saya mengutarakan fenomena darurat kekerasan sexual, human trafficking (perdagangan manusia), dan merosotnya kualitas lingkungan hidup, banyak orang tidak merasa resah dan ‘pusing’ seperti hari ini. Khusus masalah seksualitas kini semakin heboh, karena media massa atau media sosial sudah menyajikkan bisnis seks ON LINE, film porno, kaset video, acara-acara TV, buku-buku, majalah maupun surat-surat kabar, media yang saat ini bukan saja terbatas dalam jangkauan orang dewasa, tetapi dengan mudah sudah bisa dilihat oleh anak-anak kecil. Arus informasi seksualitas melalui media massa lebih didominasi oleh pandangan seksualitas yang kacau dan bebas, sedang dikalangan gereja hal ini kurang dibicarakan secara terus terang, lebih-lebih dikalangan gereja yang berlatar belakang Injili, soal ini memang sering malah ditutupi dan dianggap tabu untuk dibicarakan. Gereja terus menganggap tabu untuk dibicarakan? Tidak!, Gereja harus berterus terang –walau hati-hati--- membicarakan tentang hal ini.

I. APA KATA ALKITAB TENTANG SEXUALITAS? 
Dalam kitab Kejadian kita melihat bahwa masalah seksualitas manusia itu berkaitan erat dengan penciptaan Adam dan Hawa. Diciptakannya perbedaan jenis ini merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada manusia sesuai dengan tugasnya dalam menjalankan misi hidup manusia di dunia ini. Adanya dua jenis kelamin dan sifat-sifat perkelaminan (seksualitas) bukanlah akibat dari dosa seperti yang dipandang oleh faham-faham tertentu, tetapi seksualitas adalah bagian dari proses penciptaan Allah yang pada dasarnya baik adanya!

Memang kejatuhan manusia dalam dosa telah menyimpangkan maksud-maksud yang baik itu dan menjerumuskan manusia pada maksud-maksud yang tidak baik, maka tugas kita adalah mengembalikan penyimpangan seksualitas itu pada hakekat seksualitas yang benar. Maksud terakhir Tuhan menciptakan manusia dalam dua jenis adalah agar manusia menggunakan seksualitas itu untuk "berkembang biak" (Kejadian 1:28), yaitu untuk "menghasilkan anak/keturunan" (prokreasi).

Jelas bahwa menurut firman Tuhan, seksualitas tidak bisa dilepaskan dari perpaduan Pria dan Wanita yang dijodohkan Allah. Memang kenyataannya, sejak kejatuhan manusia dalam dosa yang akibatnya digambarkan dalam Alkitab sebagai perubahan anatomi seksual pada wanita dengan pengalaman sakit dalam proses kelahiran bayi, timbulnya birahi dikalangan wanita dan adanya dominasi pria terhadap wanita (male chauvinist), maka kita melihat terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang makin menjauh dari maksud Allah menciptakan seksualitas itu!

II. BEBERAPA PENYIMPANGAN SEXUAL MASA KINI.
Dengan merujuk pada paparan Abnormalitas Seksual  oleh  Ir. Herlianto, MTh saya menyebutkan beberapa penyimpangan sexual berikut:



Pornografi dimaksudkan untuk menyebutkan hal-hal yang bersifat cabul, yaitu hal-hal yang secara etis dianggap tidak patut untuk didengar atau dilihat (pornea = najis). Pornografi memang dikaitkan dengan khususnya seksualitas, yaitu pengungkapan sesuatu (biasanya ketelanjangan) yang dapat merangsang nafsu birahi bagi yang melihat atau mendengarnya.

Pornografi ini dapat bersifat lunak (soft porn) yaitu misalnya hanya menunjukkan atau mengungkapkan gambaran atas foto sebagian tubuh manusia yang terbuka atau telanjang, tetapi dapat juga bersifat keras (hard porn) yang mengungkapkan secara terang-terangan hubungan seksual, bahkan lebih lagi pengungkapan adegan seksual yang aneh atau abnormal (homoseks, sadisme). Pornografi saat ini makin meluas tanpa terbendung lagi lewat media massa baik tertulis, melalui foto-foto kalender maupun majalah-majalah, dan lebih efektif lagi secara hidup ditonjolkan melalui media film, video dan acara TV umum. Di negara-negara maju atau modern sudah banyak dibuka di toko-toko yang memperagakan dan menjual barang-barang cabul secara terbuka (seks shop) bahkan mempertunjukkan hubungan seksual secara hidup (life Show)!

Sudah tidak dapat disangkal lagi bahwa pornografi yang merangsang nafsu birahi itu merusak hakekat seksualitas yang dimaksudkan Tuhan, sebab perangsangan nafsu itu bukan cuma tidak berkaitan dengan hubungan seksualitas tetapi juga tidak dikaitkan dengan hakekat manusia sebagai pribadi dan sebagai gambar Allah yang berhubungan kasih dengan jodoh yang telah dikaruniakan. Rangsangan pornografi yang membakar hawa nafsu itu bukan saja merusak pikiran dan perasaan yang terkena, tetapi juga mendorong seseorang untuk terjerumus kedalam dosa-dosa lainnya seperti masturbasi, perzinahan, pelacuran, perkosaan dan penyimpangan-penyimpangan seksual lainnya.

Menghadapi invasi pornografi yang makin hebat dewasa ini umat Kristen jangan hanya bersikap defensif/bertahan dalam arti kata hanya menghindari pengaruh pornografi itu, tetapi harus secara aktif melakukan ofensi dengan ikut serta dalam usaha-usaha pemerintah dalam pemberantasan literatur porno maupun kaset video porno, dengan demikian kita dapat ikut secara aktif pula memelihara moralitas masyarakat khususnya umat Tuhan dengan generasi mudanya.

2. MASTURBASI


Yang dimaksudkan dengan Masturbasi adalah perbuatan yang berusaha menyalurkan hasrat seksual dan mencapai kenikmatan seksual di luar hubungan seksual yang wajar, yaitu merangsang alat kelamin sendiri.Lebih luas dari pengaruh pornografi, Masturbasi dilakukan oleh banyak orang dan lebih bersifat perilaku umum, setidaknya oleh mereka yang mengalami kematangan seksual dan dorongan nafsu khususnya dikalangan pria yang lebih mudah terangsang daripada wanita. Pornografi banyak berpengaruh dalam kehidupan muda-mudi yang belum menikah, karena itu memerangi kebiasaan masturbasi harus dilakukan sejalan dengan usaha memerangi pornografi karena saling berkaitan.Orang yang menganggur dan pelamun akan lebih mudah terpengaruh kebiasaan buruk ini, karena itu meningkatkan kesibukan baik berupa olah raga dan menyibukkan diri akan sangat mengurangi kebiasaan yang buruk ini.

Kecaman bahwa perbuatan ini sebagai dosa terkutuk yang mengakibatkan kegilaan tidaklah bijaksana, karena kebiasaan ini biasanya terjadi karena proses rangsangan yang panjang, karena itu doa mohon kekuatan dari Tuhan untuk menumbuhkan kekuatan rohani dari dalam dan usaha menghindarkan pengaruh rangsangan pornografi serta keterlibatan dalam aktivitas yang sehat akan sangat membantu seseorang mengatasi kebiasaan buruk itu.

3. PERZINAHAN


Penyimpangan seks banyak terjadi dalam bentuk perzinahan (bisa juga termasuk Perselingkuhan), yaitu melakukan hubungan seksual dengan pasangan di luar pernikahan yang sah. Sudah jelas pula bahwa hubungan demikian adalah hubungan yang utuh, sebab dalam perzinahan, seseorang telah merusakkan hubungan yang wajar yang sesuai dengan maksud Tuhan dan menjadikan nafsu dan hati mendua sebagai berhalanya.

Perzinahan merusakkan hubungan partnership antara suami dan isteri dan menggantikannya dengan hubungan gelap, karena itu dalam Alkitab, perzinahan dan poligami disebut sebagai penyembahan berhala. Di samping tiadanya hubungan partnership yang saling mengasihi secara utuh dalam perzinahan dan lebih tertuju pada nafsu birahi dan hati yang bercabang, umumnya hubungan di luar hukum demikian yang dilakukan secara gelap dan sembunyi-sembunyi berusaha selalu menghilangkan jejak dengan cara melakukan pembunuhan janin (abortus) bila misalnya hubungan itu menghasilkan kehamilan, dan bila hubungan zinah itu dibiarkan berlarut-larut dan tidak diselesaikan dengan segera dan tuntas, hal ini akan mengakibatkan pecah dan retaknya hubungan keluarga yang sah atau menjurus pada permaduan yang dalam Alkitabpun sudah banyak contoh menunjukkan akibat-akibat negatif berupa kehidupan keluarga yang kacau, pertentangan antara kedua rival (ingat kasus Hanna isteri Elkana; I Samuel 1) atau Kisah Isak (anak Sara) dan Ismael (anak dari Hagar), dll.

4. PROSTITUSI.  


Hal yang lebih menyesatkan lagi adalah kebiasaan "Melacur" (prostitusi).
Bila perzinahan dilakukan dengan pasangan gelap tertentu atau terbatas, pelacuran dilakukan dengan pasangan yang bebas tidak dikenal dan sifat hubungan makin merosot hanya terbatas pada pemuasan nafsu dan kebutuhan akan uang saja. Sudah jelas bahwa hubungan melalui pelacuran merupakan usaha merusak hubungan seksualitas yang diamanatkan Allah, karena cinta kasih disini yang seharusnya bersifat agape dan philia sudah digantikan dengan sekedar nafsu erotis (eros). Pasangan seksual tidak dihargai sebagai pribadi, tetapi hanya sebagai barang dagangan, benda ekonomi yang tidak dipakai lagi bila sudah dicicipi.

Pelacuran bukan saja menimbulkan dampak negatif bagi segi rohani dan kejiwaan, tetapi secara jasmani menimbulkan kerusakan yang sering mengerikan, sebab pelacuran membuka jendela secara lebar ke arah penularan penyakit-penyakit kelamin (VD=Venerial diseases) seperti Ganorhoe, Syphilis dan bahkan AIDS yang membawa kematian, lebih-lebih pasangan yang terkena penyakit kelamin yang hanya menular melalui hubungan seksual ini biasanya menularkan penyakit itu ke anak yang dikandung mengakibatkan cacat, kebutaan dan lainnya.

Dosa percabulan banyak disinggung oleh Paulus dalam surat-suratnya, bahkan dalam surat I Korintus, 3 fasal (fasal 5-7) digunakan untuk menasehati jemaat Korintus agar memuliakan Allah dengan tubuh kita dengan cara menjauhi percabulan (I Korintus 6:19-20).Seringkali umat Kristen terlalu menyorot rendah hanya pada wanita yang melacurkan diri, padahal langganan pelacur itu sendiri sama besar dosanya dan dikritik oleh Paulus sebagai orang yang berdosa kepada Tuhan.

Gereja-gereja Kristen sering terlalu sibuk dengan urusan rutin yang bersifat liturgis dan sakramen sehingga melupakan bahwa pendidikan seksual sangat dibutuhkan oleh jemaat masa kini. Bila dahulu hal demikian dianggap tabu, dalam situasi dunia bebas masa kini, justru harus dengan tekun dan rajin dilakukan untuk mencari jawab Tuhan atas masalah-masalah seksual yang banyak dihadapi jemaat Tuhan masa kini. Perzinahan juga sering terjadi sebagai akibat hubungan suami isteri yang tidak harmonis, karena itu persiapan dan pembinaan bagi jemaat yang memasuki perkawinan maupun bagi suami isteri yang sudah terikat perkawinan perlu dilakukan dengan rajin karena masa kini godaan dunia begitu besar khususnya dalam segi penyimpangan seksual.


Sering terjadi bahwa kejatuhan orang Kristen dalam dosa seksual adalah dikarenakan ketidaktahuan, karena itu pendidikan dan pembinaan seksual harus merupakan bagian dari pembinaan rohani jemaat Kristen dalam rangka memerangi informasi-informasi seksual yang menyesatkan yang dengan rajin dan gencar dikampanyekan oleh anak-anak kegelapan masa kini melalui media massa. Ada gereja-gereja yang telah menyelenggarakan kateksasi pernikahan atau seminar pernikahan (semacam Marriage Encounter dalam Roma Katolik) yang benar-benar berdasarkan firman Tuhan; hal ini perlu makin gencar dibudayakan dalam misi kristiani agar kita dapat menyiapkan generasi umat Kristen yang baik dan kudus. Orangtua kristen harus rela memberikan kesempatan agar anak-anaknya dibina dalam kursus pra nikah, dengan tidak mendesak gereja terpaksa menikahkan anaknya yang ‘terlanjur salah jalan’ hamil. Kalau terus begini, bagaimanakah hari esok?~~~bersambung minggu depan

0 komentar:

Posting Komentar