Sabtu, 30 April 2016

KETIKA ANAKKU DIPANGGIL TUHAN

KETIKA ANAKKU DIPANGGIL TUHAN
*Ayung

"Saya masuk anak saya udah gak ada," ujar Ayung membuka kesaksiannya. "Saya bisanya teriak nangis saja. Saya peluk anak saya, "jangan tinggalin mama. Bangun dede, bangun ini mama dede. Mama sayang kamu kok kamu mau tinggalin mama'," ujar Eva, Istri Ayung.

"Dokter akhirnya periksa darah, namanya penyakit thelasemia. Ini gak ada obatnya katanya. Kamu berdua ada efek saudara. Saya bilang, "ngga, saya Kalimantan dia Jakarta gitu" Akhirnya kalo mau selamatin jiwa anak ini satu-satunya harus tambah darah," kata Ayung.

Penyakit maut yang sama menggerogoti tubuh kedua anak mereka. Hati mereka hancur tanpa tahu apa penyebab dari semua ini. Permohonan doa pun dinaikkan Eva untuk keselamatan jiwa anak mereka. Bahkan ia meminta ampun kepada Tuhan agar anak mereka ini dapat tertolong hidupnya.

Ayung beserta istri tidak henti-hentinya berusaha mencari kesembuhan ke berbagai tempat pengobatan, mulai dari totok jarum, totok darah sampai dukun tradisional, namun semua itu tidak berpengaruh apa-apa. Anaknya yang nomor dua itu pun akhirnya meninggal juga. Kepergian salah seorang anak membuat Eva sering memarahi suaminya. Ayung pun menerima omelan istrinya itu dengan lapang dada.

Setelah kepergian anak kedua, duka melingkupi hati mereka. Namun, anak pertama yang mengalami sakit yang sama harus tetap menerima transfusi darah terus menerus meski keadaan ekonomi mereka yang serba kekurangan. "Yah udah saya nekat aja, saya kerja aja. Kamu bisa kerja apa? Kerja kantor juga gak bisa. Akhirnya saya nekat kerja di tempat hiburan aja. Cobaan banyak disitu, kalo jujur sudah punya suami gak dapat duit. Kita boongin dapat duit. Ngerayu-rayu tamu, kasir demi dapat duit untuk anak," kenang Eva.

Demi kelangsungan pengobatan dan hidup anaknya, Eva terus bekerja keras, namun tidak bagi Ayung. Ia yang harusnya menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab, justru bersenang-senang dengan melakukan berbagai macam judi. Istri dan salah seorang anak yang sakit pun tidak diindahkannya.

Sedikit pun duka tidak terlihat di wajahnya karena hatinya sudah mati karena judi. Tiga bulan setelah kematian anak keduanya, seorang teman datang dan menitipkan seorang anak untuk mereka besarkan. "Saya sayang sekali ia gemuk anaknya. Akhirnya kami rawat dia sampai gede," ungkap Ayung.Sejenak, anak ini membawa tawa bagi mereka. Namun, tawa itu tidak berlangsung lama karena sebuah musibah kembali membawa tangisan dalam keluarga ini. Sang anak yang dititipkan saudaranya itu pun dipanggil Tuhan.

"Saya langsung tanya dia, tiap hari kalo saya panggil Aon padahal sih nama aslinya Ferry. "On, ada apa? Pak capek, saya mau minum teh manis satu gelas gede yang besar. Pas minum habis, dia udah gak ada," kenang Ayung.
"Ini anak kesayangan saya, semua pada diambil, kenapa gak saya sekalian Tuhan," kata saya gitu. Apa saya hidup, anak udah gak ada," kata Eva.
  
"Saya masih agak iklas ya. Namanya juga sakit-sakitan mana mungkin anak ini bisa sampai gede," tambah sang suami.  
Kematian telah merenggut kedua anak mereka, bahkan kebahagiaan terus meninggalkan keluarga ini. Hubungan antara Ayung dan Eva hari demi hari semakin memburuk. Keduanya saling tidak peduli antara satu dengan yang lain.
Kepedihan semakin menghancurkan keluarga ini. Sebuah borok yang Ayung simpan pun akhirnya terkuak. Perselingkuhan yang selama ini ia jalani bersama seorang wanita diketahui oleh sang istri. Ia tidak berkutik, mukanya pucat pasi dan lidahnya kelu karena tidak dapat berkata apa-apa.

Hidup Eva telah hancur seakan tak ada harapan lagi baginya. Bunuh diri menjadi pilihan akhir baginya. Ketika hal itu dilakukan, sang suami datang bersama dengan selingkuhannya ke rumah. Disana, mereka berdua memohon ampun atas apa yang telah dilakukan. Kematian tidak menjadi akhir dalam hidup Eva, namun mampu mengubahnya menjadi pribadi yang berbeda. "Anak saya yang kecil ini, saya pukulin. Saya lempar dia ke luar rumah. "pergi kamu cepet, mama gak mau lihat muka kamu lagi,'"

Penderitaan dan air mata sepertinya belumlah cukup menimpa keluarga mereka karena sebuah tangisan duka kembali terdengar dalam keluarga ini. Si anak bungsu akhirnya meninggal karena demam berdarah. Eva yang sadar akan perbuatannya selama ini, menangis sejadi-jadinya sambil menyesali segala perbuatan yang telah dilakukan kepada anak yang paling terakhir dilahirkannya itu.

Duka itu terus menyayat hati Eva. Kini hanya air mata dan rasa bersalah yang ia miliki. "Ampuni kesalahan saya, saya banyak berdosa. Apa yang saya lakukan, kerja selama ini di tempat hiburan. Sekitar jam 1-an, saya gak bisa tidur ada suara datang, "terimalah Yesus dan selamatlah kamu,'.. Saya pikir suami saya yang ngomong tapi saya lihat suami saya, tetapi dia tidur. Terus saya tahu, itu Yesus. "Terima kasih Tuhan, saya mau terima Yesus, saya ingin serahkan hidup saya," kata Eva.

Malam itu amarah dan kebencian dalam dirinya pun luluh. Pengampunan terhadap suaminya pun mampu ia lepaskan.
"Saya juga orang berdosa Tuhan, kenapa saya egois. Kenapa saya gak ampuni suami saya? Ampuni saya juga Tuhan, saya juga salah, saya mau ampuni suami saya. Tolong Tuhan, tuntunlah suami saya dalam terang, jangan sampai ia melakukan itu lagi. Saya juga akan lepaskan pekerjaan itu, saya gak mau bekerja di situ lagi," tambah wanita berkulit putih tersebut.

Doa terus Eva lakukan dan perlahan mampu mengubah hidup Ayung. "Pagi itu sekitar jam 4, rencananya saya mau pergi judi. Tetapi mendadak saya juga bingung kok saya bisa datang ke gereja. Ketika berdoa, badan saya panas, gak enak. Saya pegang bangku dan saya ada ngomong juga, "ya Tuhan, kalau memang hendak datang ke tempat ini, tolong berikan kekuatan,'" kisah pendamping hidup Eva tersebut.

"Saat puji-pujian dinaikkan, air mata saya turun. Rasanya Tuhan itu ada, Tuhan itu baik. Tuhan  itu masih mau mengasihi saya. Saya yang begitu banyak dosa, yang begitu jahat, tetapi Dia tetap baik." Pagi itu menjadi titik perubahan bagi hidup Ayung. Ia menjadi orang yang menyukai firman Tuhan. Dosa-dosa yang selama ini dilakukannya, ditinggalkan dan dikubur dalam-dalam. Walaupun banyak godaan, ia tahu bahwa Tuhan Yesus sanggup melepaskannya.

Perubahan terjadi dalam hidup keluarga ini. Eva pun telah mampu menerima kepergian anak mereka. Air mata duka yang sekian lama menyeliputi mereka kini telah berganti dengan tawa sukacita. "Semenjak kenal Tuhan Yesus, rumah tangga saya dipulihkan, usaha saya dipulihkan. Apapun yang saya lakukan, semua berhasil," kata Ayung.  "Saya bahagia dengan suami saya. Udah dipulihkan, hidup rukun bahagia kayak pengantin baru aja," timpal Eva.


"Memang saya gak punya anak, tetapi saya punya Tuhan yang luar biasa," ujar Ayung menutup kesaksiannya. (Kisah ini ditayangkan 3 Desember 2010 dalam acara Solusi Life di O'Channel). 

4 PENYAKIT YANG MENGINCAR PRIA DIUSIA SENJA

4 PENYAKIT YANG MENGINCAR PRIA DIUSIA SENJA

*Siti Rutmawati

Merdeka.com, Jakarta - Pria, seiring dengan pertambahan usia, tak dipungkiri jika kondisi tubuhmu juga menurun. Dengan sadar pada penurunan kondisi tubuh ini, kamu tentu harus lebih teliti pada kondisi kesehatan tubuh termasuk organ-organ vital. Jika kamu tak menjaganya dengan baik, ada beberapa jenis penyakit yang mengintai di kala kamu lemah. Nah, agar kamu lebih waspada, berikut ini merupakan deretan penyakit yang mengincar kamu di kala usia semakin senja.

1.Penyakit kardiovaskular


Pria, kamu harus lebih waspada terhadap penyakit yang satu ini dibandingkan wanita. Terutama jika kamu telah dilanda diabetes di usia muda (di bawah usia 40 tahun).
Berdasarkan pada studi yang pernah dilakukan, pria dengan diabetes mengalami peningkatan risiko infark miokard, stroke atau bahkan kematian dini.
Ini terutama terjadi pada pria yang berusia 47-50 tahun. Bisa dikatakan ini menjadi salah satu alasan pria harus lebih baik dalam menjaga perubahan kadar gula darah.

2.Disfungsi ereksi

 
Tak dipungkiri bahwa kesehatan reproduksi pria akan mengalami penurunan seiring dengan pertambahan usia. Hanya saja, disfungsi ereksi adalah salah satu kondisi yang tak bisa ditoleransi.
Hal ini mengingat kemampuan di atas ranjang juga terkait dengan kesehatan secara psikologis. Pria akan mengalami peningkatan risiko disfungsi ereksi ketika dia mengalami gangguan kesehatan lain.
Misalnya seperti diabetes, kolesterol tinggi, atau hipertensi, terutama bagi mereka yang melebihi usia 40 tahun. Untuk mencegah terjadinya disfungsi ereksi sebaiknya kamu rajin mengonsumsi umbi bit dan sayuran lainnya yang membantu melawan libido rendah.

3.Kanker prostat


Tak salah lagi, kamu harus lebih berhati-hati dengan penyakit ganas ini. Kanker ini sangat sering menyerang pria berusia lanjut. Tak hanya kanker, berbagai keluhan terkait dengan prostat akan membuatmu membutuhkan spesialis andrologi.
Berdasarkan pada hasil studi yang pernah dilakukan, pria yang berusia 39 tahun atau lebih muda berisiko mengembangkan kanker prostat hingga 0.005 persen.
Sedangkan risiko tersebut meningkat sebesar 2,2 persen pada pria yang berusia antara 40-59 tahun. Pada usia yang lebih tua (antara 60-79 tahun) risiko meningkat menjadi 13,7 persen.

4.Pola kebotakan



Seperti halnya pada wanita, pria juga mengalami kerontokan rambut. Hal ini cukup wajar terjadi. Hanya saja, jika ini menyebabkan pola kebotakan, maka kamu patut untuk khawatir.

Pasalnya, ada keterkaitan yang erat antara pola kebotakan pada laki-laki dengan kanker prostat. Jadi, jika kamu mengalami pola kebotakan yang tak wajar, segera konsultasikan ke dokter.


BENARKAH ITU USAHA ANDA??

BENARKAH ITU USAHA ANDA??

Ada sebuah kisah tentang Bpk. Lucky, seorang kaya (biasa dipanggil Bp rumah tingkat, karena dia satu-satunya yang mempunyai rumah tingkat di situ) yang menghadiri sebuah pesta. Dia  duduk bersama Bp. penatua Nus dan Ibu diaken  Murni, yang sedang berdiskusi tentang doa.

Bp.rumah tingkat bilang:  "Mungkin doa berguna bagi Bp penatua dan ibu diaken, tetapi saya tidak membutuhkan doa. Saya bekerja keras untuk mendapatkan segala sesuatu yang sekarang saya miliki. Saya pun tak meminta apa-apa lagi dari Allah!"

Jack.pngIbu diaken Murni menanggapinya, "Pak, rumah tingkat, masih ada satu hal yang belum pak miliki dan perlu pak doakan."  Bp rumah tingkat  bertanya, "Apakah itu?" Jawab diaken, "Anda dapat berdoa memohon kerendahan hati."



Oleh: Pdt. Emr. M. Jack Karmani, S.Th

JANGAN MELUPAKAN TUHAN

Ulangan 8 : 1 – 18

SETELAH Kristofani (penampakan Yesus Kristus) pada hari Kamis 5 Mei 2016 kita memperingati hari Kenaikan Yesus Kristus ke Surga. Ia kembali untuk menyiapkan tempat bagi kita, agar kelak kita bersamaNya. Selama Ia bersama kita secara fisik sudah  banyak yang Ia ajarkan untuk dituruti sebagai tanda syukur atas karya penyelamatan yang telah disudahiNya.

Salah satu ajaranNya yang masih dilanjutkan gereja yaitu setiap hari Minggu, di berbagai gereja orang mengucapkan Doa Bapa Kami. Di dalam doa itu ada sebaris kalimat yang berbunyi: "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya" (Matius 6:11). Lalu selama hari  Senin sampai Sabtu  kebanyakan orang bekerja dan mencari uang untuk membeli makanan. Kalau kita jujur, maka diam-diam, terkadang kita merasa tidak perlu  berterima kasih, dengan berkata, "Allah, kami membeli sendiri semuanya ini, jadi kami tak perlu berterima kasih kepada-Mu." Perilaku itu mari kita sibak dalam Ulangan 8 ini.

Bangsa Israel mendapatkan anugerah/pemberian yang rasanya mustahil yaitu: Tuhan membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir. Lalu Dia membawa mereka mengembara di padang gurun selama empat puluh tahun. Bagi bangsa Israel padang gurun adalah tempat transisi menuju Tanah Perjanjian, sekaligus tempat latihan perang prajurit-prajurit Tuhan.  Sebelum memasuki Tanah Perjanjian, yang penuh berkat, berlimpah susu dan madu, Tuhan membawa mereka ke padang gurun untuk mempersiapkan umatNya menjadi pribadi-pribadi tangguh dan berkualitas, sehingga pada saatnya mereka menjadi prajurit Tuhan yang siap terjun ke medan peperangan di Tanah Perjanjian. Selain itu padang gurun pun mendidik mereka untuk  merendahkan hati mereka dan membuat mereka berpegang pada perintah-Nya (ay. 2, "Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak).

Pada akhirnya Tuhan membawa mereka untuk masuk ke tanah perjanjian yang penuh dengan kelimpahan (ay. 7-10). Tuhan tahu, selalu ada kecenderungan melupakan diri-Nya saat bangsa Israel hidup dalam kenyamanan, kemapanan dan kelancaran. Oleh karena itu, Dia perlu memperingatkan mereka (ay.11, Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini. Lihat juga ayat 12-13). Melupakan Tuhan bukan hanya tidak lagi mengakui keberadaan-Nya, tetapi juga berarti tidak lagi hidup menurut perintah-Nya dan menjadi tinggi hati dengan menganggap segala yang mereka peroleh sebagai hasil kerja keras mereka (ay. 12, 14).

Betapa mudahnya memuji diri sendiri yang seolah telah mengusahakan hal-hal yang kita perlukan, sampai akhirnya kita jatuh tersungkur karena mengalami kekurangan. Dalam Ulangan 8:3, Tuhan mengingatkan bangsa Israel akan masa kelaparan yang mereka derita di padang gurun dan manna yang Dia berikan setiap hari agar mereka bertahan hidup. Melalui pemeliharaan-Nya yang menakjubkan ini Allah membuktikan bahwa Dialah sumber kehidupan dan pemelihara mereka. Dia ingin mereka ingat bahwa yang memampukan mereka untuk memperoleh kekayaan adalah kuasa Allah, bukan kekuatan mereka saja (ayat 17-18).

Penulis Os Guiness menganjurkan agar dalam membangun kehidupan rohani, kita perlu membuat daftar tentang kebaikan Allah dan bersyukur kepada-Nya setiap hari atas sukacita yang tak terhitung jumlahnya. Hal ini dapat membantu kita untuk tidak bergantung pada kekuatan diri sendiri. Kemudian dengan tulus kita dapat berdoa kepada Bapa, "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya." dengan iman yang teguh kepada-Nya~~~Amin!


Oleh: Pdt. Emr. M. Jack Karmani, S.Th

KESEMBONGAN


Seorang anak laki-laki kelas tiga Sekolah Dasar baru saja memenangkan medali sebagai pembaca terbaik di kelas. Terbuai oleh kesombongan, dia menyombongkan diri di hadapan pembantu di rumah, “Coba lihat jika kamu dapat membaca sebaik saya, Nora.”

Wanita yang baik itu mengambil buku, memandangnya, dan akhirnya ber­kata dengan terbata-bata, “Billy, saya tidak bisa membaca.”

Sombong seperti burung merak, anak kecil itu lari ke ruang keluarga dan berteriak kepada ayahnya, “Pak, Nora tidak bisa membaca, sedangkan saya — meski baru delapan tahun — sudah mendapat medali untuk kehebatan memba­ca. Saya ingin tahu bagaimana perasaannya, memandang buku tapi tidak bisa membaca.”

Tanpa berkata sepatah pun, ayahnya berjalan menuju rak buku, mengam­bil satu buku, dan memberinya kepada anaknya itu sambil berkata, “Dia merasa seperti ini.”

Buku itu ditulis dalam Bahasa Spanyol dan Billy tidak bisa membaca satu baris pun. Anak laki-laki itu tidak pernah melupakan pelajaran itu sekejap pun. Bila perasaan sombong datang, dia dengan tenang mengingatkan dirinya, “Ingat, kamu tidak bisa membaca dalam bahasa Spanyol.”



~~~~~~~~Tuhan Yesus memberkati~~~~~~~~

Sabtu, 16 April 2016

HALALKAN SEMUA CARA DEMI KASIH SAYANG



Oleh: Lenny Maharani

Bagi Leny Maharani, masa muda adalah masa untuk menikmati hidup, bersenang-senang, dan bergonta-ganti pacar. Pria mana saja yang memberikan kasih sayang dan perhatian padanya, bisa menjadi pacarnya. Dirinya mengaku senang saat diperhatikan dan disayangi oleh pria-pria yang mendekatinya.

Demi mendapatkan perasaan tersebut dia menghalalkan segala cara. Saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), Leny bahkan rela melakukan hubungan layaknya suami istri dengan Melvin Silitonga yang menjadi kekasihnya. Saat itu, dirinya berpikir bahwa saat dia rela mengorbankan segalanya, maka Melvin akan selalu mengasihi dan menyayanginya.

Leny kemudian hamil. Merasa belum siap menjadi orang tua, keduanya sepakat untuk menggugurkan kandungan tersebut. Tidak jera, mereka tetap mengulang kesalahan yang sama. Tiga kali hamil, tiga kali juga Melvin meminta Leny untuk mengaborsi kandungannya.

Saat kehamilan yang keempat, mulai muncul perasaan bersalah dalam hati Leny. Meskipun Melvin memintanya untuk kembali menggugurkan kandungannya, Leny tetap teguh ingin melahirkan dan merawat anak tersebut. Mengikuti kemauan kekasihnya, Melvin akhirnya mengikuti keputusan tersebut dan menikah.

Sebagai kepala keluarga, Melvin semakin sibuk dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya. Karena kesibukannya ini pula, waktu bersama keluarga menjadi berkurang. Perubahan ini sangat dirasakan oleh Leny dan anaknya. Merasa diabaikan, Leny kerap marah dan curiga dengan sikap suaminya.

“Semenjak suami saya bekerja, dia menjadi semakin sibuk dengan pekerjaan dan teman-temannya. Perhatian itu sudah tidak ada lagi. Sehingga membuat saya curiga, bahwa dia memiliki wanita lain”.

Kasih mulai dingin dan perhatian itu sudah tidak lagi di dapatnya, bahkan kecurigaannya juga menjadi kenyataan. Lewat teman kerja pasangannya, Leny mendapat kabar bahwa Melvin sedang dekat dengan seorang wanita di tempatnya bekerja. Kondisi ini semakin berdampak buruk bagi kehidupan rumah tangga keduanya. “Rumah tangga kami benar-benar sudah di ujung tanduk, tidak ada jalan keluar, tidak ada komunikasi.”

Dalam pikiran Leny, sudah tidak ada lagi harapan dalam hidupnya. Baginya, inilah nasib yang harus diterima olehnya. Dulu dia berpikir bahwa semua pengorbanannya bisa menyenangkan hati pacar dan menjadi kebahagiaan baginya, namun kenyataannya berbeda. “Banyak hal yang sudah saya korbankan, namun hal ini ternyata tidak menjamin akan membahagiakan saya selamanya.”

Kebuntuan Leny, berakhir pada satu tempat. Keduanya datang ke sebuah gereja, hal yang belum pernah dilakukan mereka. Saat itu mereka tidak berharap banyak, Melvin dan Leny hanya merasa terpanggil untuk datang ke komunitas tersebut. “Ketika kami datang ke gereja, komunitas di gereja tersebut sangat bersahabat. Kepedulian mereka membuat saya merasa sangat diterima,” ungkap Leny.

Saat itu, Leny mendengar kesaksian dari teman-teman di komunitas tentang siapa Yesus. “Saat itu mereka mengatakan bahwa Yesus adalah pribadi yang penuh kasih. Dia mengasihi kita, bahkan saya.”

Mendengar itu, Leny semakin penasaran tentang pribadi Yesus. “Selama ini saya tidak banyak tahu firman Tuhan. Saya semakin haus, semakin ingin mencari tahu tentang pribadi Yesus. Apakah benar seperti yang mereka katakan? Saya mau lihat buktinya.”

Jawaban yang selama ini dicari nya ternyata ditemukannya dalam kitab Mazmur 139:13-16. ‘Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat tersembunyi, dan aku direkan di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk.’

“Tuhan sudah menjadikan saya sejak semula, bahkan Dia menenun saya di rahim ibu saya, hari lepas hari. Sebelum saya lahir, Dia sudah menyiapkan buku kehidupan dan merencanakan hidup saya.” Inilah yang membuat Leny sadar, bahwa dirinya sangat dikasihi Tuhan dan sangat spesial.

“Bukan tanpa tujuan Tuhan melahirkan saya ke dunia ini. Ternyata ada satu pribadi yang selalu peduli dengan saya, ternyata Dia ada. Dia memperhatikan saya. Ternyata ini maksudnya Tuhan, kenapa Dia mengijinkan semua hal yang begitu mengecewakan di masa lalu saya? Supaya saya bisa bertemu dan mengenal pribadi-Nya.”

Sejak saat itu dirinya memutuskan untuk percaya penuh pada Yesus. Apa yang dicari Leny selama ini telah ditemukannya. “Kasih Yesus telah mengubahkan hidup kami sekeluarga. Saya juga mampu memberikan kasih sayang di tengah keluargaku.”

“Kalau saya pernah aborsi tiga kali dan sekarang punya anak tiga, seperti seri atau menjadi imbang. Namun Tuhan justru memberi saya empat anugerah.” Hidup dengan kasih Tuhan, kini Melvin dan Leny telah dikaruniai empat orang anak dan bahagia.

Sumber: warta jemaat cetak JMO edisi 17 April 2016


4 CARA SEDERHANA HIDUP BAHAGIA

 

 


Liputan6.com, Jakarta - Kebahagian tidak dapat dinilai dengan seberapa banyak uang yang dimiliki. Berapa pun banyaknya uang atau harta yang dimiliki, tetap saja sebagian orang merasa kalau mereka belum bahagia.

Happiness is a state of mind. Apa pun strata kehidupan yang disandang, bila pikiran selalu positif maka hidup selalu bahagia.Jadi, jika seseorang ingin hidupnya lebih bahagia, ada baiknya membuang empat hal di bawah ini seperti dikutip dari situs Times of India, Senin (11/5/2015)




1.     Abaikan kemauan orang lain

Cobalah menjadi sosok yang melakukan segala hal karena keinginan diri sendiri, bukan keinginan orang lain. Buat apa membuat orang lain bahagia, kalau diri sendiri tersiksa? Jadi, mulai sekarang, abaikan kemauan orang lain yang sekiranya itu tidak menyenangkan buat diri sendiri.

2. Jauhkan diri dari media sosial

Media sosial membuat seseorang lebih mudah mencurahkan segala isi hati dan pikirannya. Tapi, harus diingat juga, tak perlu mengumbarnya di media sosial. Cukup diri sendiri saja yang merasakannya agar hidup lebih bagaia.

3. Hidup sederhana

Menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak diperlukan tidak akan membawa kebahagian untuk Anda. Hidup sederhana memungkinkan seseorang untuk hidup lebih bahagia, karena tidak terbebani dengan materi untuk memenuhi gaya hidup sehari-hari.

4. Hilangkan sifat khawatir


Khawatir hanya menyiksa diri Anda saja. Hilangkan sifat buruk satu ini supaya Anda lebih bahagia.

KELUAR DARI ZONA NYAMAN

KELUAR DARI ZONA NYAMAN
Kisah Rasul 10 : 1 – 23

Di minggu Kristofani (penampakan Yesus Kristus) ini saya mengingatkan kita semua sebagai gereja bahwa gerakan pekabaran Injil masih belum selesai. Manakala kita menganggap gerakan PI sudah selesai maka kita sedang terjebak dalam tembok pengaman pemujaan diri sendiri yang saya sebut zona nyaman. Di zona nyaman, kita menganggap Tuhan tidak bekerja lagi. Padahal Tuhan tidak pernah berhenti bekerja karena Injil masih belum sampai ke ujung-ujung bumi. Ujung bumi masih belum terwakili hanya dengan pertobatan seorang sida-sida yang adalah pembesar dari Etiopia. Dalam bacaan kita  Tuhan ingin merengkuh Kornelius, anggota pasukan Italia, seorang bukan yahudi/bukan orang Israel. Walau Kornelius itu bukan orang Israel atau non Yahudi, Kornelius percaya pada Allah yang orang Israel sembah. Dan itu dia wujudkan dalam hidup takut akan Allah Israel (ayat 2). Bahkan seisi rumahnya pun takut akan Tuhan. Rasa takut akan Tuhan itu mewujud dalam bentuk doa dan sedekah kepada umat Tuhan yang membutuhkan. Malaikat berkata bahwa doa dan sedekah Kornelius sesungguhnya bagaikan aroma persembahan yang harum di hadapan Allah (ayat 3-6). Namun perbuatan baik tidak pernah menjadi jaminan bagi siapapun untuk beroleh keselamatan. Ini dapat kita lihat dari respons Allah. Allah tidak menyatakan bahwa Kornelius telah diselamatkan, meski Ia berkenan pada Kornelius. Itulah sebabnya Allah menyuruh dia untuk mengusahakan pertemuan dengan rasul Allah, yaitu Petrus.

Sikap Petrus terhadap orang non yahudi itu sangat tertutup. Dalam hal ini perbedaan ras dan agama sungguh menjadi tembok pengaman untuk Petrus tetap berada di zona nyamannya. Petrus lebih nyaman mengurus umat israel daripada orang lain.  Hal itu terlihat dalam tahap-tahap: 1) ketika Petrus berdoa dan melihat penglihatan, utusan Kornelius sedang menuju tempat tinggal Petrus (9); 2) di saat ia kebingungan memikirkan arti penglihatan itu, utusan Kornelius tiba di tempat Petrus (17-18); 3) adanya penegasan Roh Kudus untuk tidak ragu-ragu berangkat (19-20); dan 4) ketika utusan itu memperkenalkan dirinya, dan menyatakan maksud menjumpai Petrus (22-23). Cara kerja demikian, memungkinkan Petrus memulai misi menjangkau bangsa lain di luar lingkup Yahudi. Betapa indahnya kerja Allah. Dengan menjadi umat Tuhan ia pun masuk dalam gerakan pekabaran injil kepada orang non Yahudi. Ia harus Tunjukan kekristenannya dengan menjadi saksi Injil Yesus Kristus kepada isi rumah, keluarga, tetangga, orang lain dan dunia ini. Tanpa menunjukan buah kekristenan begitu, maka meski pun kita rajin beribadah, tapi jauh dari Tuhan. Keadaan ini yang kini terasa menakutkan karena ibadah makin banyak diikuti, makin menarik dan mengagumkan tapi tidak terjadi perubahan apa-apa dalam hidup. Jika tidak terjadi perubahan apa-apa sesudah mendengar FT dalam ibadah kita maka sesungguhnya kita pun tetap  menjadi penganiaya Yesus Kristus. Kita perlu pertobatan atau pembalikan keadaan, supaya terjadilah perubahan dalam hidup.

Maka kisah ini memperlihatkan kepada kita kehendak Allah bahwa Injil harus disebarluaskan kepada siapapun, tak pandang ras atau warna kulit. Seperti halnya Petrus, jemaat seringkali terkurung di balik dinding dan benteng gereja. Kita cenderung suka berada di daerah yang tidak membuat kita merasa terancam, yakni di tengah orang-orang yang menerima dan mengasihi kita. Jika itu benar, berarti kita perlu lebih memahami visi belas kasihan Allah terhadap jiwa-jiwa yang terhilang. Pengertian yang lebih baik itu akan menggerakkan kita untuk meninggalkan “daerah nyaman” dan menjangkau orang-orang kepada siapa Juruselamat telah memberikan hidup-Nya. Dalam pertolongan dan karya Roh kudus kita akan memenangkan jiwa-jiwa bagi kemuliaan Allah. Kalau begitu mari berteduh dan menjawab pertanyaan ini : Adakah kita sedang merasa terlalu nyaman dengan tidak menyampaikan kabarbaik bagi orang lain? Sediakan diri Anda seperti Petrus, sekarang!!..~~~Amin!

Oleh: Pdt. Emr. M. Jack Karmany, S.Th
Sumber: warta jemaat cetak JMO edisi 17 April 2016


BINTANG-BINTANG MENJADI DOLAR


Konon ada seorang gadis yang miskin dan yatim piatu, tidak memiliki rumah dan tempat berteduh. Dia membawa sedikit roti yang diberikan oleh orang yang baik hati. Dia, seorang gadis yang saleh. Meskipun keadaannya malang, dia tidak kehilangan harapan kepada Tuhan.

Dia berjumpa dengan seorang pria miskin yang berkata kepadanya, “Beri­lah saya roti, saya sangat lapar.” Gadis itu memberikan seluruh roti yang diba­wanya kepada orang itu. “Semoga Tuhan memberkati roti ini untukmu,” katanya ketika meninggalkan pria miskin itu.

Kemudian, dia bertemu dengan seorang anak yang mengeluh, “Hawa di sini sangat dingin dan saya tidak punya topi. Berilah saya sesuatu untuk menu­tup kepalaku.” Gadis itu pun memberikan topinya kepada anak itu.

Tak lama kemudian dia bertemu dengan seorang anak gelandangan lain yang menggigil kedinginan, dan dia memberikan mantelnya. Lalu ada gelandang­an lainnya yang meminta pakaiannya. Dia memberikannya.

Ketika malam mulai datang, gadis itu masuk ke dalam hutan dan di sana dia bertemu dengan seorang anak gelandangan lainnya yang membutuhkan kaos dalamnya. Dia pun berpikir, “Di sini gelap dan tak seorang pun bisa me­lihat saya,” lalu diberikannya pakaian terakhir yang melekat di tubuhnya. Di saat gadis itu berdiri di sana dengan telanjang, bintang-bintang mulai berjatuhan dari langit seperti kepingan uang dolar. Kemudian, sepotong pakai­an yang baru dibuat dari bahan kain linen yang terbaik juga turun. Dia mengenakan pakaian itu dan mengisi kantungnya dengan kepingan uang dolar itu se­cukupnya sehingga bisa hidup sampai akhir hayatnya.


[~~~~~~~~Tuhan Yesus memberkati~~~~~~~~

Sumber: warta jemaat cetak JMO edisi Minggu 17 April 2016

Sabtu, 09 April 2016

KULAWAN TUHAN DENGAN ILMU HITAM

KULAWAN TUHAN DENGAN ILMU HITAM

Oleh: Benny & Nuke Korompis

Di tahun ke-7 pernikahannya, kesibukan suami pada pekerjaan dan pelayanan gereja membuat Nuke Korompis merasa diabaikan dan kesepian dalam hidupnya. Lantaran tak tahan lagi dengan kondisi itu, ia lalu terbujuk oleh ajakan teman untuk mengalihkan kembali perhatian suami terhadapnya melalui praktik ilmu hitam.

“Saya berpikir mungkin masalah saya dapat dibereskan oleh dukun itu, dan menjauhkan daripada pribadinya suami saya Benny dengan Tuhannya,” terang Nuke yang saat itu hanya ingin mengembalikan perhatian dan cinta Benny hanya kepadanya.

Pada awalnya ia jelas tak begitu saja percaya dengan kehebatan sang dukun, yang katanya telah banyak melayani kalangan pejabat dan artis. Melalui temannya, dukun pun segera membuktikan kehandalan yang dia miliki. “Bukan hanya untuk kekebalan, tetapi kamu akan semakin cantik, dan yang paling penting, suami kamu akan tunduk kepadamu. Apapun yang kamu mau,” terang si dukun.
Saat menjalani ritual hitam itu, sang dukun terlebih dahulu menanyakan gambar dari sang suami. Tak ayal, tampak ekspresi ketakutan terpancar di wajah sang dukun. Bisa jadi, dia mengetahui bahwa sosok Benny adalah pribadi yang percaya Tuhan dan tak akan mudah untuk ditaklukkan dengan ilmu yang dimilikinya.

“Waktu saya perlihatkan fotonya, mimik mukanya berubah. Dan dia (dukun) ketakutan sekali melihat foto dari suami saya. Ritualnya dikasih mantra, terus saya juga dikasih telur. Lalu ditiupkan dan suaranya sangat gemuruh,” terang Nuke. Selain itu, sang dukun bahkan memberikan benda-benda keramat dan jimat untuk mempraktikkan ilmu hitamnya kepada Benny. Baik melalui minuman, air mandi, dan gerak gerik Benny diawasi dengan mantra dan jimat-jimat sang dukun.  

"Saya nggak tahu dia (Nuke) punya tujuan yang jauh untuk supaya saya ikut pribadinya dia. Yang dimana saya sedih (dengan) perbuatan dia. Bagi saya, saya percaya kuasa Tuhan lebih besar daripada kuasa dunia. Jadi saya jalani aja. Sekalipun saya tahu, saya punya perasaan juga jadi begitu suasananya? Tapi ya, Tuhan selalu beri ketenangan jiwa saya,” ucap Benny menjelaskan.

Hari demi hari, Nuke kerap menjalankan ritual ilmu hitamnya sesuai dengan perintah sang dukun. Namun ia mulai kecewa karena merasa tak ada perubahan sama sekali dengan suaminya. Benny tetap saja melakukan kebiasaan-kebiasaan sehari-hari bahkan perhatian lebih yang didambakan Nuke tetap saja tak terjadi.

Pada akhirnya, Nuke mulai lepas kendali. Dengan jujur dia mulai menuntut perhatian Benny saat sang suami tengah dalam tuntutan pekerjaan yang banyak. Konflik emosi yang biasanya terjadi diantara suami istri pun tertumpah saat itu. Nuke tetap mendesak Benny untuk memberi perhatian dan memilih untuk meninggalkan Tuhan dan mengancam akan tetap bercerai jika tidak menuruti kehendaknya.

“Saya tidak akan pernah tinggalkan Tuhan sekalipun istri saya menyampaikan untuk minta cerai,” jelas Benny.Nuke pun berada dalam posisi yang serba salah. Ia menyadari bahwa sang suami tidak akan pernah takut dengan ancaman perceraian itu. Tanpa disadarinya, ilmu perdukunan yang dijalani Nuke pada akhirnya membelenggu hidupnya. Ia merasakan sakit yang tak tertahankan di dalam tubuhnya. Timbul rasa panas yang membara di dalam tubuhnya. Saat itu, ia tak lagi berpikir tentang apapun selain meminta pertolongan dari sang dukun.

“Badan saya merasakan panas sekali. Melihat punggung itu membara. Sepetinya di dalam tubuh saya ini bukan saya lagi. Tubuh saya ini seperti ada kuasa kegelapan. Saya tidak mempunyai dosa apa-apa tapi kenapa tubuh saya ini sepertinya menakutkan bagi pribadi saya. Saya merasa sedih sekali”.
Rasa sakit itupun tak kunjung hilang meski telah diberikan beragam benda-benda keramat dan jimat. Karena kuasa kegelapan dan roh-roh jahat sudah membelenggu tubuh Nuke. Di dalam ketidaksadarannya, ia mengalami mimpi yang tak pernah ia alami sebelumnya.

“Tiba-tiba waktu itu ada suara begitu lemah lembut. Perkataan yang mendorong kepada pribadi saya. Dia katakan seperti ini, 'Kamu mau sembuh Nuke didalam penyakitmu yang diderita. Kamu mau dilepaskan di dalam kehidupanmu, derita, sakit penyakit. Aku adalah jawabannya. Sesungguhnya melalui doa suamimu, maka engkau akan disembuhkan. Sesungguhnya melalui doa suamimu maka engkau akan dilepaskan dari pada penderitaan yang sekarang ini.',” ucap Nuke. Nuke pun segera meminta Benny datang menjemputnya. Saat itu pula ia meminta maaf kepada sang suami dan meminta berdoa untuk kesembuhannya.

“Saya telepon ibu saya, kakak-kakak saya. Dia datang, dari situ berdoa terus ‘aku berserah, aku berserah…’. Dan memang luar biasa, dari jam sembilan malam sampai jam sembilan pagi kuasa-kuasa kegelapan, kuasa-kuasa iblis itu keluar dari tubuhnya. Dan dia menerima keselamatan dari Tuhan. Mulai saat itu hidupnya bukan dia lagi, hidupnya menjadi hidup yang baru di dalam Tuhan,” ucap Benny menceritakan masa lalu itu.


Pemulihan itu membuat hidup Nuke menjadi baru. Nuke dan Benny hidup dalam suka cita dan kebahagiaan hingga saat ini. Tuhan Yesus memberi jawaban atas doa-doa Benny selama itu. Jika awalnya Nuke mencoba untuk mengancam Benny melepaskan Tuhanyang dia sembah, saat itu Nuke justru mengalami keselamatan dalam Yesus.

Sumber: Warta Jemaat Cetak JMO Adisi 10 April 2016

5 kebiasaan ini bisa bikin tambah miskin

5 kebiasaan ini bisa bikin tambah miskin

*Vina A. Muliana

Tidak ada orang yang mampu kaya dalam waktu singkat. Semua perlu proses dan tidak dapat dicapai dalam waktu lama. Untuk itu Anda harus benar-benar mengerti bagaimana Anda mengatur pengeluaran bulanan. Tahukah Anda, bahwa kebiasaan sering menghambat Anda untuk mendapat kekayaan lebih besar. Lalu apa yang harus Anda rubah dari kebiasaan hingga mampu mendulang untung yang besar? Berikut ulasannya seperti dilansir dalam themuse.com, Rabu (2/3/2016):

1. Tidak punya uang untuk keadaan darurat

Idealnya, setiap orang atau keluarga memiliki dana darurat dengan jumlah paling tidak 3 – 6 bulan dari pendapatan atau pengeluaran pokok setiap bulannya.Namun, dengan adanya inflasi yang terus meninggi dan mengakibatkan bahan-bahan pokok juga melambung, bisa jadi dana ini akan semakin sulit untuk didapatkan.

2. Hanya membayar minimum untuk kartu kredit

Buat pemegang kartu kredit, adanya fasilitas bayar minimum tagihan kartu kredit bisa menguntungkan, tapi juga bisa membuat celaka. Bank menawarkan fasilitas bayar minimum tagihan kartu kredit per bulan bukan tanpa syarat.Jika kita terlena oleh fasilitas ini dan terbiasa membayar jumlah minimal tagihan yang tertera pada lembar tagihan setiap bulan, bisa-bisa kita terjerat utang berjibun.Soalnya, bunga yang dikenakan bakal berlipat-lipat, dari bulan ke bulan, bergantung pada nilai transaksi yang belum dilunasi.

3. Mencatat pengeluaran

Penting bagi mama untuk mencatat pengeluaran ntuk mencatat segala pengeluaran, baik pengeluaran besar ataupun kecil.Tidak hanya pengeluaran-pengeluaran besar, pengeluaran kecil pun sebaiknya tidak luput untuk dicatat. Hal ini penting agar Anda bisa mengetahui ke mana larinya uang. Dengan begitu, defisit anggaran untuk bulan berikutnya bisa terhindarkan.

4. Tidak punya gambaran jelas tentang pengeluaran

Apabila Anda masih belum mengerti betul mengenai kemana pengeluaran Anda sehari-hari berarti Anda belum paham akan uang yang Anda miliki.

5. Tidak punya rencana untuk bayar utang

Jika Anda memiliki utang maka Anda mungkin juga memiliki keinginan untuk melunasi utang tersebut. Jika Anda benar-benar memiliki keinginan untuk membayar utang-utang Anda, maka hal yang harus benar-benar Anda lakukan adalah mengambil tindakan yang tepat untuk melunasi semuanya.Setelah melunasi hutang, barulah Anda akan benar-benar bisa menghabiskan hidup dalam keadaan tenang dan bebas utang .-

Sumber: Liputan6.com, Jakarta – @Warta Jemaat Cetak JMO Edisi 10 April 2016

YANG SANGAT PENTING

1 Korintus 5 : 1 – 11

Di minggu penampakan Yesus Kristus --pasca kebangkitanNya-- pertanyaan yang wajib kita jawab  adalah : Apa hal penting yang menduduki peringkat pertama dalam hidup kita pribadi, dan menentukan jatuh bangunnya gereja, bahkan menentukan nasib kekal manusia?  Yang sangat penting itu ialah Injil Yesus Kristus yang merupakan wahyu Allah ( theofani) dalam sejarah yang menyata dalam kematian dan kebangkitanNya. Kematian dan kebangkitan Yesus Kristus merupakan landasan kekristenan (15:3-4) dan menentukan  dalam hidup. Orang Kristen meyakini bahwa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus bukan hanya sekedar sebagai dongeng, melainkan sebagai kenyataan sejarah yang harus diyakini sebagai suatu kebenaran tertinggi. Menyangkal kebangkitan Kristus berarti menyangkal hal terpenting dalam iman Kristen. Pernyataan Rasul Paulus dalam 1 Korintus 15:3-5 yang mengungkapkan pernyataan iman gereja mula-mula itu disusun beberapa tahun setelah kebangkitan Tuhan Yesus. Masalah kebangkitan Kristus merupakan hal yang demikian penting sehingga Rasul Paulus mengemukakan berbagai bukti berupa penampakan Tuhan Yesus sesudah Ia bangkit dari antara orang mati. Di antara bukti-bukti tersebut, yang paling meyakinkan adalah penampakan kepada lebih dari 500 orang sekaligus dengan catatan bahwa kebanyakan dari mereka masih hidup saat surat 1 Korintus ditulis (15:6), sehingga kebenaran pernyataan Rasul Paulus itu masih dapat diuji kebenarannya pada saat itu.

Banyak hal mendesak yang orang anggap penting untuk segera dibereskan dalam dunia masa kini. Ambillah contoh berikut ini: soal lingkungan hidup, soal perdamaian dunia, kerukunan, pengadaan perumahan rakyat, peningkatan pendidikan, pengadaan lapangan kerja, dlsb. Semuanya itu memang mendesak bahkan penting, namun bukan sangat penting. Hanya Injil Yesus Kristus yang sangat penting sebab Injil menentukan hidup kekal manusia yang akan mempengaruhi total radikal kehidupan setiap manusia baik kelak maupun kini di dunia ini. Gereja yang berdiri teguh ialah gereja yang tidak melupakan fondasinya yaitu Injil Yesus Kristus. Gereja ada karena Injil Yesus diberitakan dan disambut dalam iman. Bila hal yang sangat penting itu dilupakan, gereja dan kehidupan Kristen kita terancam bahaya. Oleh Injil itulah kita diselamatkan. Kematian dan kebangkitan-Nya telah melepaskan kita dari kuasa dosa dan dari murka Allah. Hal-hal mendesak yang tiap hari harus kita hadapi seharusnya kita perhadapkan di bawah terang Injil dan bukan membuat keyakinan kita akan Injil menjadi goyah!

Banyak orang meragukan kebenaran Injil. Rupanya hal itu sudah terjadi bahkan sejak zaman Paulus. Benarkah Yesus saja satu-satunya jalan? Benarkah Dia bangkit dari kematian? Banyak lagi pertanyaan orang ajukan terhadap kebenaran Injil, namun yang terutama ialah kebenaran tentang kebangkitan-Nya. Paulus sebenarnya tidak pernah berjumpa Yesus sewaktu Yesus hidup. Untuk apa ia mati-matian menjadi penganjur dari Orang yang tidak pernah dikenalnya bahkan pernah dimusuhinya, bila ia tidak benar-benar pernah mengalami sesuatu dari Yesus ini?


Kalau begitu, Kebangkitan danpenampakan Yesus Kristus merupakan jaminan bahwa hidup kita tidak berujung pada kematian fisik. Walaupun tubuh yang kita diami sekarang akan terus merosot sampai kita mengalami kematian fisik, orang percaya bisa meyakini bahwa kelak kita akan dibangkitkan dengan tubuh baru! Di atas keyakinan itu, hal yang sangat penting adalah Bersaksi menyampaikan injil adalah akibat dari fakta bahwa Yesus sungguh hidup dalam diri seseorang.~~~Amin!

Oleh: Pdt.Emr. M. Jack Karmany, S.Th

Sumber: Warta Jemaat Cetak JMO Edisi 10 April 2016

ORANG KAYA dan PEMBUAT SEPATU

Ada cerita tentang seorang pembuat sepatu yang miskin tetapi selalu riang gembira. Dia begitu bahagia sehingga dia menyanyi dari pagi sampai malam. Dari luar jendela anak-anak biasanya mendengar dia menyanyi.

Di sebelah rumahnya tinggal seorang yang amat kaya. Sepanjang malam, orang kaya itu menghitung uangnya, dan Baru pergi tidur pada pagi hari. Ia merasa sangat terganggu oleh nyanyian pembuat sepatu itu. Suatu hari dia berpikir bagaimana dia bisa membuat pembuat sepatu itu berhenti bernyanyi.

Suatu hari dia mengundang pembuat sepatu itu ke rumahnya. Betapa kaget­nya pembuat sepatu itu ketika orang kaya itu memberinya satu tas kecil yang penuh dengan uang emas. Ketika tukang sepatu itu pulang ke rumah, dia membu­ka tas kecil itu. Sepanjang hidupnya dia tidak pernah melihat uang begitu banyak. Dia menghitung semuanya dengan hati-hati, dan anak-anak melihat dia. Uang itu begitu banyak sehingga pembuat sepatu itu takut kehilangan uang hadiah itu. Karena itu, dia membawa uang itu ke tempat tidur pada malam hari. Tapi di tempat tidur itu dia tidak bisa tidur karena memikirkan uang itu.

Maka dia bangun dan meletakkan tas uang itu ke loteng rumahnya. Tapi kemudian dia khawatir bahwa tas itu tidak akan aman di sana. Jadi pada hari berikutnya dia membawa uang itu ke bawah lagi.

Kemudian dia berpikir untuk menyembunyikannya di tempat perapian. “Tapi lebih baik saya letakkan di kandang ayam. Tak seorang pun akan men­carinya di sana,” pikirnya. Tapi dia masih khawatir tentang uang itu, maka dia menggali lubang yang dalam di kebun dan menyembunyikan uang itu di sana. Dia begitu sibuk de­ngan uang itu sehingga tidak lagi sempat membuat sepatu. Dia juga tidak per­nah menyanyi lagi. Dia begitu gelisah dan tidak bisa menulis sedikit pun. Hal yang paling menyedihkan dia adalah bahwa anak-anak tidak datang lagi untuk mengunjunginya.

Akhirnya pembuat sepatu itu merasa sangat tidak bahagia sehingga dia menggali kembali lubang itu untuk mengambil uangnya, lalu dengan terburu­-buru kembali ke tetangganya sambil membawa uang itu. “Ambillah kembali uang ini,” katanya. “Kekhawatiran tentang uang ini membuat saya sakit, dan teman-teman saya tidak lagi mengunjungi saya. Lebih baik saya menjadi pembu­at sepatu seperti dahulu.”

Sejak itu pembuat sepatu itu hidup bahagia lagi seperti sebelumnya dan dia menyanyi dan bekerja sepanjang hari.


[~~~~~~~~Tuhan Yesus memberkati~~~~~~~~]


Sumber: Warta Jemaat Cetak JMO Edisi Minggu 10 April 2016