Sabtu, 02 April 2016

PERCAYA KEPADA YANG BISA DILIHAT, BUKANLAH IMAN

PERCAYA KEPADA YANG BISA DILIHAT, 
BUKANLAH IMAN

Yohanes 20 : 24 – 29

Kita sudah merayakan Paskah dengan meriah dan hebat. Doa dan harapan  kita bersama, kiranya semakin banyak kita terlibat dalam berbagai ibadah maka  terjadillah pertumbuhan kualitas iman dari dalam seluruh rangkaian ibadah yang padat dan melelahkan dengan ibadah-ibadah tsb. Sebab sesungguhnya Iman tak pernah statis, tetapi dinamis. Pertumbuhan iman sejalan dengan pertumbuhan pengenalan orang akan Tuhan. Setelah Yesus bangkit dari kematian, Tomas menolak mempercayai kabar bahwa Dia hidup. Ia berkata bahwa jika ia belum mencucukkan jarinya pada bekas paku dan lambung-Nya, ia tak akan percaya (Yohanes 20:24,25). Bagi Tomas, iman harus dapat dipegang dengan tangan, dilihat dengan mata, dirasakan dengan pancaindra; rasional dan bisa dimengerti oleh akal. Tetapi, sebenarnya iman berada di atas akal, walaupun tidak bertentangan dengan akal. Percaya kepada sesuatu yang bisa dilihat, dipegang dan dirasa, sebenarnya sulit sekali untuk dinamakan "percaya". Oleh sebab itu firman Allah mengatakan: "Karena engkau telah melihat Aku maka engkau percaya, berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya". (ay.29).Apakah kita percaya karena kita melihat, ataukah kita percaya walau tidak melihat?

"Melihat berarti percaya," demikian kata sebuah pepatah kuno. Namun jika kita hanya mempercayai apa yang dapat kita lihat, maka kita tidak akan pernah mengenal atau mengalami hadirat Allah. Karena itu,  Meskipun kita belum pernah melihat Yesus, kita dapat menerima dengan iman perkataan para saksi yang dapat dipercaya. Kita menerima Tuhan yang hidup, dan kita percaya. Ketika para rekannya telah berhasil melalui fase pertumbuhan iman karena mengimani Yesus yang bangkit, Tomas masih tertinggal. Dengan ucapannya yang cenderung dramatis (bdk. Yoh.11:16), ia berkata bahwa ia tak akan percaya Yesus bangkit sebelum ia memasukkan jari- jarinya di bekas luka-luka tangan dan lambung Yesus (ayat 25). Tetapi, ketika Tuhan Yesus menampakkan diri kepadanya dan meminta Tomas untuk meletakkan jarinya di bekas luka penyaliban-Nya, tanpa melakukan itu, Tomas segera membuat pengakuan iman, “Ya Tuhanku dan Allahku” (ayat 28).

“Tuhan” (Yunani: Kyrios) berarti orang yang berkuasa penuh atas sesuatu yang menjadi milik-Nya yang sah. Penganut kepercayaan tertentu pada waktu itu memanggil dewanya kyrios. Juga orang Roma memanggil tuan tanah yang kaya, kaisar Roma, dan orang-orang berkuasa lainnya dengan sebutan yang sama. Kini Tomas menjadi orang pertama yang secara tegas dan jelas mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah. Berarti ia mengaku bahwa Yesus bukan dewa, tuan tanah, ataupun kaisar. Yesus adalah Tuhan Allah yang berkuasa atas hidup dan mati, atas langit dan bumi, atas segala sesuatu. Para “tuhan” di dunia ini bukanlah Tuhan sesungguhnya sebab mereka bukan Allah dan mereka tidak setara dengan Yesus. Dari kondisi ragu yang sangat kritis, Tomas melangkah maju menjadi pencetus pengakuan iman yang sedemikian penting dan bagian ini menjadi puncak dari kisah-kisah pengakuan terhadap Yesus.

Seperti halnya Tomas, iman kita pun bisa mandek. Kekecewaan, kesedihan, keraguan bisa membuat orang berhenti bertumbuh, bahkan tidak yakin akan kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Tetapi, Tuhan yang memulai iman akan menuntun kita terus agar mendewasa dalam pengenalan akan Dia (Flp. 1:6; Ibr. 12:2).Paskah adalah ibarat pelantikan Yesus menjadi Tuhan dan Allah. Marilah kita bangkit kembali dalam iman kepada Yesus. Ingat sabda-Nya yang mengatakan, “Berbahagialah orang yang tidak melihat namun percaya.”

Saat ini, banyak orang mencari pengalaman-pengalaman luar biasa untuk memantapkan iman mereka. Namun, seperti pelajaran yang telah diterima Rasul Tomas, berbahagialah mereka yang tidak melihat, tetapi percaya (Yohanes 20:29). Berbahagialah mereka yang merasa bahwa Firman Allah telah cukup sebagai jaminan.

 Kalau begitu, Orang beriman yang berbahagia adalah orang yang mendapatkan kepastian iman dengan tidak bergantung pada tanda dan pengalaman indra. Fokuskan perhatian kita pada Dia yang bangkit dalam proses pertumbuhan iman ini!~~~Amin!
Pdt. Emr. M. Jack Karmany, S.Th 

0 komentar:

Posting Komentar