Sabtu, 19 Maret 2016

Menerima Yesus Macam Siapa?



Yohanes 19 : 1 – 16

Oleh: Pdt. Emr. Jack Karmany, S.Th

Di minggu sengsara Yesus Kristus ke-7 yang dikenal juga dengan minggu Palma (latin,Palmarum), kita menyorot frasa yang sudah sangat akrab dengan kita yaitu frasa: menerima Yesus. Dalam peneguhan sidi hari ini, semua calon sidi melalui pengakuan dan janjinya dipahami sebagai telah menerima Yesus Kristus. Betulkah begitu?  Atau hanya suatu kelatahan berucap dalam pengakuan dan janji semata? Mari kita lihat bacaan kita.

Dalam Yohanes 19:16, kita belajar bahwa frasa “menerima Yesus” juga dapat bermakna negatif. Dalam nats ini kita membaca bahwa Pontius Pilatus “menyerahkan” Yesus kepada mereka.  “Mereka” disini menunjuk kepada orang-orang Yahudi, khususnya imam-imam. Selain Pilatus menyerahkan Yesus, Yudas Iskariot pun  menyerahkan” Yesus kepada para imam Yahudi(Markus 14:10-11 dsb). Dan para imam Yahudi menerima Yesus, tapi untuk apa? Untuk menghukum Dia dan mati  salib. Kalau begitu, Sengsara dan kematian Yesus di atas kayu salib nampak seperti transaksi : menyerahkan –menerima. Dan nampaknya dalam transaksi itu Yesus kelihatan seperti seseorang yang kalah, baik dari Pilatus maupun Yudas, dan tidak dapat menyelamatkan diriNya sendiri. Namun sebetulnya, kematian Yesus sama sekali bukan kecelakaan sejarah. Yesus mati, karena memang itu tujuan kedatanganNya (Matius 20:28). Yaitu  Dia sendiri yang memberikan atau menyerahkan nyawaNya (Matius 20:28; Lukas 23:46; Yohanes 19:30; 1 Yoh.3:16) dan manusia untuk menerima Dia. Namun menerima macam apa?

Lukas 19:6 mencatat tentang tokoh Zakheus yang juga “menerima” Yesus. Namun berbeda dengan para imam Yahudi yang menerima Yesus untuk mempermalukan Yesus, menyalibkanNya, dan mendatangkan celaka/hukuman ke atas diri mereka sendiri, Zakheus sebaliknya, ia menerima Yesus untuk bersekutu dengan Dia. Zakheus menerima Yesus di rumahNya. Kata Yunani untuk “menerima” disini bermakna “berada di bawah satu atap“. Perkara menerima seseorang masuk ke dalam rumah tentu bukan hal sepele. Rumah adalah area private setiap orang. Jadi Zakheus telah mengundang Yesus untuk masuk ke area paling private dalam hidupnya, apalagi dalam konteks Zakheus digambarkan juga adanya perjamuan makan. Dan dalam tradisi Yahudi, makan bersama menyiratkan adanya persekutuan. Tidak heran, keputusan Zakheus menerima Yesus dan keputusan Yesus santap bersama dengan Zakheus menimbulkan pergunjingan negatif. Bagaimana bisa, seorang guru agama seperti Yesus bersekutu dengan seorang pemungut cukai? Pemungut cukai dipandang sebagai orang berdosa; kaki tangan penjajah yang seringkali memeras bangsanya sendiri demi kepentingan material pribadi.

Kita melihat sebuah kontras antara para imam dan Zakheus. Para imam Yahudi menerima Yesus dalam anggapan bahwa diri mereka adalah kelompok orang suci yang sedang menghukum orang berdosa, sedangkan Zakheus menerima Yesus dalam pengakuan bahwa dirinya adalah orang berdosa. Namun kita semua mengetahui akhir dari semuanya. Para imam Yahudi itu akhirnya mendatangkan hukuman ke atas diri mereka sendiri, sedangkan tentang Zakheus, Yesus berkata, “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun Anak Abraham” (Lukas 19:9).

Bagaimana dengan Anda? Menerima Yesus macam apakah Anda? Menerima Yesus untuk mempermalukan Dia? Ataukah menerima Yesus untuk membuka ruang private kita yang paling pribadi bagi Dia, untuk Dia masuk dan bersekutu dengan kita; menghadirkan keselamatan atas hidup kita?

Bagi kita orang Kristen sebetulnya berlaku Firman dari Kolose 2:6. Kita adalah orang-orang yang telah menerima Kristus Yesus, dan di atas penerimaan itu, kita membangun kehidupan iman kita.Dengan menerima YesusKristus dan membangun hidup bersamaNya maka iblis kalah. Karena itu penggambaran dalam film Passion of Christ karya Mel Gibson sangat tepat, yaitu ketika digambarkan iblis berteriak kalah pada detik Yesus mati.

Dari semua pelajaran ini kita ditantang, menerima Yesus ma
cam apakah yang menjadi respon kita kepada Yesus Kristus yang telah memberikan nyawaNya? Macam Zakheus, ataukah macam para imam?
~~~Amin!     

Sumber: Warta Jemaat Cetak, Jemaat Maranatha Oebufu Edisi 20 Maret 2016

     

0 komentar:

Posting Komentar