Sabtu, 04 Juni 2016

ANAK BUAH MATI MISTERIUS PREMAN PASAR BERTOBAT

“ANAK BUAH MATI MISTERIUS PREMAN PASAR BERTOBAT”
Oleh: Saeful


Lahir di keluarga yang berantakan sudah saya alami sejak kecil. Nama saya Saeful dan saya keturunan suku sunda. Ayah dan ibu saya sudah lama berpisah, ketika anak-anaknya masih kecil. Saya dibesarkan oleh ibu saya. Ibu adalah orang yang sangat pekerja keras. Oleh karena itulah, di tidak pernah ada waktu untuk saya. Kasih seorang ibu tidak pernah saya dapatkan saat itu. Dibesarkan tanpa kasih orang tua membuat saya menjadi orang yang tidak mempunyai tujuan hidup. 

Saya sering menghabiskan waktu di pasar Ciroyom. Bahkan, banyak preman yang sering memalaki saya. Ketika itu saya tidak bisa berbuat apa-apa, karena memang saya tidak berani melawan mereka. Suatu kali, ada seorang preman yang suka memalaki saya dapat ke rumah saya. Kami pun sama-sama kaget, karena ternyata dunia sangat sempit. Karena preman tersebut takut dengan ibu saya, maka dia pun takut kepada saya. Akhirnya kami pun menjadi teman. Preman tersebut bernama Tedi. 

Saya melihat begitu mudahnya menjadi preman. Cara untuk mendapatkan uang sangat mudah. Lalu saya memutuskan untuk menjadi kepala preman. Sebelumnya saya pergi ke dukun / paranormal untuk mendapat ilmu kebal. Selama menjadi preman saya suka sekali menjual barang - barang dagangan dengan harga yang sangat mahal. Para pembeli pun takut dengan saya, sehingga mereka pun membeli barang-barang dagangan saya. Saya juga berkelahi dengan preman pasar senior yang ada di pasar Ciroyom. Tanpa ada rasa takut, saya melawan mereka. Bahkan, saya ketika ditusuk dengan sebuah senjata tajam, saya tidak berdarah sama sekali. 

Tidak hanya itu saja, saya juga suka memalaki mereka, bahkan jika mereka tidak bisa memberikan apa yang saya mau, saya tidak segan-segan untuk membacok mereka. Hal ini tentunya saya lakukan tanpa ada rasa hati nurani lagi. Suatu kali saya mendapat kabar bahwa anak buah saya yaitu Tedi meninggal dunia. Ketika itu saya sangat sedih dan heran padahal baru bertemu dengan dia. Hal demikian pun terus terjadi, anak buah saya banyak mati secara misterius. 

Karena merasa dikejar dengan ketakutan, akhirnya saya pergi menemui ayah saya. Sekaligus bersilaturahmi, saya berkunjung ke rumahnya. Selama bertemu dengannya, ayah banyak menceritakan mengenai Isa Almasih. Bahkan, dia memberikan sebuah Alkitab untuk saya. Sepulangnya, saya memutuskan untuk tidak menjadi preman. Namun, setelah ikut Tuhan saya merasakan mencari uang itu sangat sulit. Saya tidak bisa membeli apapun yang saya mau. 

Ada hasrat untuk kembali menjadi preman, namun akhirnya saya memutuskan untuk benar-benar bertobat. Saya menerima Yesus sebagai juru selamat hidup saya. Dia mengubahkan hidup saya. Sekarang saya hidup melayani Tuhan dalam bidang seni, yaitu lagu-lagu pujian dalam bahasa sunda. Saya juga bermain gamelan.Saya persembahkan seluruh talenta saya kepada Tuhan.  


Kini hidup saya benar-benar sepenuhnya milik Kristus. Dia hidup di dalam saya dan saya hidup di dalam Dia. PerbuatanNya dan rancanganNya begitu luar biasa. 

0 komentar:

Posting Komentar