“INGIN CEPAT KAYA DENGAN JIMAT”
OLeh: Rudi Kusnadi
Saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama,
Rudi Kusnadi bisa dikatakan hidup di keluarga yang berkecukupan. Ayahnya
memiliki usaha dagang yang cukup sukses kala itu. Namun, ‘mimpi buruk’
sepertinya mulai datang saat dirinya sekolah di tingkat SMA.
Ketika itu, Rudi mengenyam pendidikan di luar
kota, jauh dari kedua orang tuanya. Dirinya mendapat kabar bahwa usaha orang
tuanya gagal. Mau tak mau, dia kemudian memutuskan untuk berhenti sekolah dan
pulang kembali ke rumahnya.
Sosoknya termasuk anak yang sayang kepada orang
tuanya, sehingga dirinya bersedia untuk membantu ekonomi keluarga dengan
bekerja. Sempat bekerja di bengkel, namun beberapa kali Rudi merasa gagal dan
kecewa dengan pekerjaannya sebagai montir.
Hinaan dari orang-orang di lingkungan pun semakin
keras dirasanya. Entah kenapa, sepertinya kata sukses dan berhasil itu semakin
jauh dari jangkauannya. Tidak tahan dengan hinaan, Rudi kemudian mencari cara
untuk bisa kaya dalam waktu singkat.
Bertanya pada satu dua orang, ada yang menyarankan
untuk pergi ke dukun. Dan kebetulan di lingkungannya ada seorang dukun yang
terkenal dan bisa membuat orang kaya dalam sekejab. Demi kelimpahan materi,
Rudi kemudian mantap untuk mengikuti ajaran ilmu hitam tersebut.
“Awalnya saya sempat membeli sebuah jimat agar
dagangan bisa laku. Saya yakin dan percaya, bahwa setelah memakai jimat ini,
saya bisa cepat kaya,” tutur Rudi. “Saya mau buktikan ke orang-orang yang
pernah menghina keluarga saya, bahwa kami bisa sukses.”
Setelah melakukan anjuran yang dilakukan oleh
dukun untuk meletakkan jimat dalam warung, pembeli yang datang cukup banyak,
barang dagangan sangat laku, dan keuntungan yang diterima juga menggiurkan.
Akan tetapi hal ini tidak bertahan lama.
Beberapa pelanggan sempat komplain dan mengatakan
kalau buah yang saya jual busuk, bahkan ada belatungnya. Menurut Rudi, tidak
mungkin kalau buah sampai berbelatung. Karena belatung biasanya hanya ditemukan
pada mahluk hewani, seperti ikan atau daging. Sedangkan barang dagangannya
adalah buah. “Ada yang tidak beres,” pikirnya.
Menyadari ketidakberesan ini, Rudi tidak
menghentikan langkahnya ke dukun. Hal ini justru membuatnya semakin getol
memperdalam ilmu hitam. Dia kemudian menceritakan yang terjadi dan bertanya
kepada gurunya kenapa hal ini bisa terjadi.
Gurunya beralasan bahwa ada yang ‘jahil’, atau ada
orang yang ingin menjatuhkannya. Tidak ingin menyerah, Rudi kemudian kembali
membeli jimat, kali ini sekaligus dua. Kantong berwana merah dan kuning yang
dibawanya dari dukun, disebut-sebut bisa menarik pelanggan dan membuatnya
berkelimpahan materi. Masing-masing jimat tadi kemudian diletakkannya di dua
titik berbeda di warungnya.
Dagangannya memang ramai, namun entah ke mana
keuntungannya pergi. Jangankan untuk kaya, dirinya bahkan kerap merugi, setelah
membandingkan modal dan pendapatan yang didapatkan. Terus menemukan jalan
buntu, Rudi sekali lagi pergi menemui gurunya dan bertanya apa lagi yang
kurang? “Sebab semua peraturan sudah saya jalani. Selalu saya pikir, ada yang
kurang, ada yang salah.” Satu waktu dirinya kembali berpikir, bahwa ada yang
tidak beres.
Hingga suatu hari, pada saat menjalankan ritual
jam 12 malam di satu kamar, sambil membaca mantra, Rudi kemudian berkata
“tunjukkan jalanmu” berulang kali. “Tolong tunjukkan jalan-Mu, saya sudah jenuh
hidup begini. Saya harus bagaimana Tuhan? Saya harus berbuat apa?”
Pada saat itu, Rudi yakin bahwa Tuhan berbicara
dalam hatinya. “Kembali pada-Ku.” Satu hal inilah yang ditekankan Tuhan dalam
hati Rudi berulang kali. Sambil menangis dirinya lanjut bertanya pada Tuhan,
“apa yang harus saya lakukan kedepannya? Tolong berikan jalan yang lurus.”
Hanya satu hal ini saja yang diminta olehnya.
Jawaban yang dari Tuhan tetap dinantikannya.
Berjalannya waktu, Rudi sempat drop, karena tidak pelak menemukan jalan keluar
dari permasalahannya. Selain itu, rohaninya juga terasa ‘kering’ akibat terlalu
lama tidak beribadah.
Hingga teman lamanya datang berkunjung. Rudi
kemudian bercerita mengenai permasalahan ekonomi keluarganya dan segala
upayanya yang melibatkan dukun. Mendengar itu, temannya kemudian mengajak Rudi
untuk beribadah. “Saya membuka hati dan pikiran. Oke, saya memutuskan untuk
ikut anjurannya.”
Dari pertemuan ibadah itu, yang paling diingat
oleh Rudi adalah, “berkat Tuhanlah yang membuat kita menjadi kaya, susah payah
tidak menambahinya.” Inilah yang kemudian menyadarkannya. Bahwa saat dirinya
hanya mengandalkan diri sendiri maka hasilnya nihil, nol besar. “Hanya berkat
dan anugerah yang dari Tuhan yang menjadikan kita kaya.”
Rudi kemudian berkomitmen dan membuang semua ilmu
hitam, jimat, dan beragam pengetahuan yang dari dukun tadi. Kedepan, dirinya
akan lebih mengandalkan Yesus. “Saya bersyukur kepada Tuhan yang sudah
mengangkat saya dari dunia hitam yang kelam. Sekarang saya bisa menikmati
berkat-berkat Tuhan yang diberikan oleh-Nya.”
0 komentar:
Posting Komentar