Oleh: Lenny
Maharani
Bagi Leny Maharani, masa muda
adalah masa untuk menikmati hidup, bersenang-senang, dan bergonta-ganti pacar.
Pria mana saja yang memberikan kasih sayang dan perhatian padanya, bisa menjadi
pacarnya. Dirinya mengaku senang saat diperhatikan dan disayangi oleh pria-pria
yang mendekatinya.
Demi mendapatkan perasaan tersebut
dia menghalalkan segala cara. Saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas
(SMA), Leny bahkan rela melakukan hubungan layaknya suami istri dengan Melvin
Silitonga yang menjadi kekasihnya. Saat itu, dirinya berpikir bahwa saat dia
rela mengorbankan segalanya, maka Melvin akan selalu mengasihi dan
menyayanginya.
Leny kemudian hamil. Merasa belum
siap menjadi orang tua, keduanya sepakat untuk menggugurkan kandungan tersebut.
Tidak jera, mereka tetap mengulang kesalahan yang sama. Tiga kali hamil, tiga
kali juga Melvin meminta Leny untuk mengaborsi kandungannya.
Saat kehamilan yang keempat, mulai
muncul perasaan bersalah dalam hati Leny. Meskipun Melvin memintanya untuk
kembali menggugurkan kandungannya, Leny tetap teguh ingin melahirkan dan
merawat anak tersebut. Mengikuti kemauan kekasihnya, Melvin akhirnya mengikuti
keputusan tersebut dan menikah.
Sebagai kepala keluarga, Melvin
semakin sibuk dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya. Karena kesibukannya ini
pula, waktu bersama keluarga menjadi berkurang. Perubahan ini sangat dirasakan
oleh Leny dan anaknya. Merasa diabaikan, Leny kerap marah dan curiga dengan
sikap suaminya.
“Semenjak suami saya bekerja, dia
menjadi semakin sibuk dengan pekerjaan dan teman-temannya. Perhatian itu sudah
tidak ada lagi. Sehingga membuat saya curiga, bahwa dia memiliki wanita lain”.
Kasih mulai dingin dan perhatian
itu sudah tidak lagi di dapatnya, bahkan kecurigaannya juga menjadi kenyataan.
Lewat teman kerja pasangannya, Leny mendapat kabar bahwa Melvin sedang dekat
dengan seorang wanita di tempatnya bekerja. Kondisi ini semakin berdampak buruk
bagi kehidupan rumah tangga keduanya. “Rumah tangga kami benar-benar sudah di
ujung tanduk, tidak ada jalan keluar, tidak ada komunikasi.”
Dalam pikiran Leny, sudah tidak ada
lagi harapan dalam hidupnya. Baginya, inilah nasib yang harus diterima olehnya.
Dulu dia berpikir bahwa semua pengorbanannya bisa menyenangkan hati pacar dan
menjadi kebahagiaan baginya, namun kenyataannya berbeda. “Banyak hal yang sudah
saya korbankan, namun hal ini ternyata tidak menjamin akan membahagiakan saya
selamanya.”
Kebuntuan Leny, berakhir pada satu
tempat. Keduanya datang ke sebuah gereja, hal yang belum pernah dilakukan
mereka. Saat itu mereka tidak berharap banyak, Melvin dan Leny hanya merasa
terpanggil untuk datang ke komunitas tersebut. “Ketika kami datang ke gereja,
komunitas di gereja tersebut sangat bersahabat. Kepedulian mereka membuat saya
merasa sangat diterima,” ungkap Leny.
Saat itu, Leny mendengar kesaksian
dari teman-teman di komunitas tentang siapa Yesus. “Saat itu mereka mengatakan
bahwa Yesus adalah pribadi yang penuh kasih. Dia mengasihi kita, bahkan saya.”
Mendengar itu, Leny semakin
penasaran tentang pribadi Yesus. “Selama ini saya tidak banyak tahu firman
Tuhan. Saya semakin haus, semakin ingin mencari tahu tentang pribadi Yesus.
Apakah benar seperti yang mereka katakan? Saya mau lihat buktinya.”
Jawaban yang selama ini dicari nya
ternyata ditemukannya dalam kitab Mazmur 139:13-16. ‘Sebab Engkaulah
yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku
bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang
Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung
bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat tersembunyi, dan aku direkan di
bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak,
dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk.’
“Tuhan sudah menjadikan saya sejak
semula, bahkan Dia menenun saya di rahim ibu saya, hari lepas hari. Sebelum
saya lahir, Dia sudah menyiapkan buku kehidupan dan merencanakan hidup saya.”
Inilah yang membuat Leny sadar, bahwa dirinya sangat dikasihi Tuhan dan sangat
spesial.
“Bukan tanpa tujuan Tuhan
melahirkan saya ke dunia ini. Ternyata ada satu pribadi yang selalu peduli
dengan saya, ternyata Dia ada. Dia memperhatikan saya. Ternyata ini maksudnya
Tuhan, kenapa Dia mengijinkan semua hal yang begitu mengecewakan di masa lalu
saya? Supaya saya bisa bertemu dan mengenal pribadi-Nya.”
Sejak saat itu dirinya memutuskan
untuk percaya penuh pada Yesus. Apa yang dicari Leny selama ini telah
ditemukannya. “Kasih Yesus telah mengubahkan hidup kami sekeluarga. Saya juga
mampu memberikan kasih sayang di tengah keluargaku.”
“Kalau saya pernah aborsi tiga kali
dan sekarang punya anak tiga, seperti seri atau menjadi imbang. Namun Tuhan
justru memberi saya empat anugerah.” Hidup dengan kasih Tuhan, kini Melvin dan
Leny telah dikaruniai empat orang anak dan bahagia.
Sumber: warta jemaat cetak JMO edisi 17 April 2016
0 komentar:
Posting Komentar