LANDASAN IMAN
Kisah ini berlangsung di Amerika ketika seorang pengembara tiba di
tepi Sungai Mississipi, ia tidak menemukan jembatan. Untunglah saat itu musim
dingin dan permukaan sungai besar itu membeku. Namun, pengembara itu ragu-ragu
untuk melintasinya karena ia tidak tahu ketebalan lapisan es itu. Akhirnya,
dengan sangat berhati-hati, ia merangkak di atasnya sampai ke bagian tengah.
Saat itulah ia mendengar suara nyanyian di belakangnya. Dengan
hati-hati ia menoleh, dan ternyata dari tepi sungai yang berkabut, muncul
pengembara lain, mengendarai kereta kuda penuh muatan. Kedua orang itu
melintasi lapisan es yang sama, namun sampai ke seberang dengan cara yang
berbeda. Mengapa demikian? Yang satu meragukan ketebalan dan kekuatan lapisan
es itu; yang lain mengenalinya dengan baik.
Kira-kira seperti itu juga perjalanan iman kita. Kita memiliki obyek
atau landasan iman yang sama: Tuhan Yesus Kristus. Namun, taraf pengenalan kita
akan Dia berbeda-beda, dan hal itulah yang menentukan perjalanan iman kita
masing-masing. Karena itulah firman Tuhan mendorong kita untuk bertumbuh dalam
pengenalan kita akan Dia.
Tanpa pengenalan
yang memadai akan Dia, kita memang bisa saja sampai ke seberang. Namun, kita
tidak bisa menikmati perjalanan sambil bernyanyi-nyanyi; kita hanya bisa
merangkak!
Sumber: Warta Jemaat Cetak Jemaat Maranatha Oebufu Edisi 20 Maret 2016
0 komentar:
Posting Komentar