“ANAK MANJA TERJERUMUS KEDUNIA KRIMINAL”
Oleh
: David Tisno
Menurut
David Tisno, hidup akan sangat nikmat bila bisa mendapatkan apa yang
diinginkan. Terserah orang lain mau berbicara apa, selama dirinya merasa senang
dengan tindakannya, maka dia akan tetap melakukannya, meskipun itu buruk.
Sehingga dengan karakter ini, di masa mudanya dia lebih suka berteman dengan
orang-orang yang tidak memberikan dampak positif, yang berprinsip sama
sepertinya.
Semenjak
kedua orang tuanya bercerai, David harus tinggal bersama dengan neneknya.
Karena ibunya memilih bekerja di luar kota. “Saya dibesarkan oleh nenek saya di
tengah lingkungan yang sangat buruk”. Neneknya dikenal sebagai seorang
mucikari, sehingga kehidupannya lekat dengan pesta pora, judi, narkoba, minuman
keras, dan tindakan kejahatan lainnya. Dibesarkan berdampingan dengan kehidupan
seperti ini membuat David melakukan hal yang serupa.
Selama
diasuh oleh neneknya, David menerima kasih sayang penuh dan sangat dimanjakan.
Namun dengan cara yang salah, karena neneknya selalu memberikan apa yang
diminta olehnya. Bahkan sebesar apapun uang yang diminta olehnya, neneknya akan
langsung memberikan tanpa tahu tujuannya.
Sehingga
David bersama teman-temannya sering menghamburkan uang tersebut ke diskotik,
minuman keras, dan terjerumus dalam kehidupan malam. Inilah yang kemudian
membawanya pada pemakaian obat-obatan terlarang. Pada saat itu, dia percaya
bahwa narkoba dapat membuatnya semakin berani dan
percaya diri. Sehingga saat memakai narkoba, David cenderung mencari masalah
dan melakukan tindak kriminal seperti mencuri.
Akibatnya,
David harus berurusan dengan Polisi. Sekali ditangkap tidak lantas membuatnya
jera, karena neneknya selalu datang untuk memberikan uang jaminan dan
membebaskannya. Setidaknya sekali sebulan David harus berurusan dengan pihak
berwajib karena ulahnya. Hingga satu saat neneknya jatuh sakit dan tidak bisa
lagi memberikan uang kepada David. Dia kemudian kembali melakukan tindak
kriminal. Kali ini tidak tanggung-tanggung, bersama teman-temannya, dia merampok
sebuah rumah. Dan minggu depannya, dia kembali di tangkap Polisi.
“Awalnya
saya tidak merasa takut, karena saya berpikir bahwa nenek saya akan melepaskan
saya. Tetapi kenyataannya tidak seperti itu.” David harus menjalani vonis empat
bulan sebagai tahanan di Lembaga Pemasyarakatan. Disanalah dia merasakan
kejenuhan, lelah, takut, dan merenungi kehidupannya yang hancur akibat
perbuatannya. Dalam perenungannya, David teringat akan kenangannya semasa saat
kecil. Dimana dirinya mengikuti Sekolah Minggu dan menyanyikan satu lagu yang
sangat disukainya, “O betapa hatiku berterimakasih”.
Pada
waktu itu ada niatnya untuk berubah dan memperbaiki diri.
Setelah
habis vonis empat bulannya David dibebaskan dan apa yang menjadi niatannya
untuk menajdi orang yang lebih baik lagi dilupakan. Karena tidak ada yang
membimbingnya sehingga dia kembali pada kehidupan yang lama dan kembali
dipenjara. Kali ini saat David dipenjara, mamanya datang mengunjunginya. David
kemudian meminta untuk dibebaskan. Mamanya menyetujui hal tersebut, asalkan
David bersedia masuk rehabilitasi. Sepakat, akhirnya David bebas dan mengikuti
kemauan mamanya.
“Ketika
saya ada di rehabilitasi, tidak mudah untuk melepaskan obat-obat terlarang yang
mengikat saya.” David mencari-cari obat-obatan terlarang tersebut, namun
hasilnya nihil. Alhasil dia menggunakan obat-obatan pusing yang sebetulnya
sudah melebihi dosis. Melihat hal tersebut, mentornya kemudian mengajaknya
berbicara dan memotivasinya untuk menahan diri dari menggunakan obat-obatan.
Melihat perhatian, kesabaran, dan ketulusan mentornya, David menemukan sisi
yang berbeda. Melalui mereka, David dapat melihat satu pribadi yang luar biasa,
yakni Yesus Kristus.
“Akhirnya
saya mulai belajar firman Tuhan dan mendapatkan pengertian bahwa hanya Pribadi
Yesus yang mampu membaharui kehidupan saya dari kenajisan dan melembutkan hati
saya yang keras.” David kemudian mengerti bahwa pergaulan yang buruk yang
merusak kebiasaan baik. Setelah paham, David kemudian mengambil keputusan dan berkomitmen untuk tidak
lagi terjerumus dalam pergaulan yang buruk. “Walaupun saya kekurangan, dalam
masalah, saya merasa ada sukacita selalu di dalam Yesus.” Tidak hanya dirinya
yang dipulihkan, tetapi David juga menikmati hidup.
“Saat
ini saya mempunyai keluarga dan saya juga dipakai menjadi seorang tokoh
masyarakat, sebagai Pembina Kerohanian.” Baginya hidup saat ini telah
memberikan kepuasan yang berbeda dari kehidupannya sebelumnya. Kini David
menikmati kehidupan yang baik dan tidak lagi berurusan dengan Polisi. “Inilah
yang membuat saya ambil keputusan untuk
komitmen terus mengiringi Tuhan Yesus dan berada di jalan yang benar.”
0 komentar:
Posting Komentar