ITULAH BERHIKMAT
Amsal 3 : 16 – 26
Kebahagiaan
yang sejati, sebab kebahagiaan itu mencakup dan sama dengan segala sesuatu yang
dapat menyenangkan manusia (ay. 16-17,
Umur panjang ada di tangan kanannya, di tangan
kirinya kekayaan dan kehormatan. 17 Jalannya adalah jalan penuh bahagia, segala
jalannya sejahtera semata-mata). Bersangkutpaut dengan jaminan kebahagiaan
dalam Amsal ini, kita
bertanya begini:
(1)
Apakah umur panjang merupakan sebuah berkat? Ya, berkat yang paling berharga.
Hidup ini mencakup semua hal yang baik, dan karena itulah hikmat menawarkannya
dengan tangan kanannya. Agama mengajari kita cara-cara terbaik untuk memiliki
umur panjang dan melayakkan kita untuk menerima janji itu. Sekalipun jumlah
hari kita di dunia ini sama dengan hari-hari yang dimiliki orang lain, tetapi
agama akan menjamin kehidupan yang kekal di dunia yang lebih baik lagi nanti.
(2)
Apakah kekayaan dan kehormatan merupakan berkat juga? Begitulah, dan karena
itulah hikmat mengulurkannya dengan tangan kirinya. Sebab, sebagaimana dia siap
untuk merengkuh orang-orang yang tunduk kepadanya dengan kedua tangannya,
demikianlah pula dia siap untuk memberkati mereka dengan kedua tangannya itu.
Mereka akan memiliki kekayaan dunia ini, sejauh yang dipandang baik oleh Sang
Hikmat Tidak Terbatas. Sementara itu, kekayaan sejati yang membuat mereka kaya
di hadapan Allah, disimpan baik-baik bagi mereka. Tidak ada kehormatan, baik
yang diperoleh melalui kelahiran ataupun kedudukan, yang dapat menandingi
kehormatan rohani, sebab kehormatan itu membuat orang benar lebih cemerlang
daripada orang-orang lain di sekeliling mereka. Kehormatan itu juga menjadikan
mereka baik di hadapan Allah, menimbulkan rasa hormat dan kekaguman dari
orang-orang saleh lainnya di dunia ini, dan di dunia yang akan datang akan
membuat segala hal yang kini tersembunyi menjadi bersinar terang bagaikan
mentari.
(3)
Apakah kesenangan itu merupakan sesuatu yang paling diinginkan? Benar begitu,
dan kesalehan sejati pastinya mengandung kesenangan sejati terbesar. Jalannya
adalah jalan penuh bahagia. Kita akan mendapati jalan-jalan yang ia tunjukkan
untuk kita jalani penuh dengan kesenangan dan kepuasan. Segala kenikmatan dan
hiburan lahiriah tidaklah sanggup menandingi kesenangan yang dimiliki oleh
jiwa-jiwa yang penuh anugerah yang mereka dapatkan melalui persekutuan dengan
Allah dan melakukan yang baik. Kita wajib menjalani satu-satunya jalan benar
yang akan memimpin kita kepada tujuan akhir hidup kita, suka ataupun tidak, menyenangkan
ataupun tidak. Walaupun begitu, jalan agama bukan saja jalan yang benar, tetapi
juga jalan yang menyenangkan. Jalan itu mulus dan bersih, dihiasi bunga-bunga
yang indah: segala jalannya sejahtera semata-mata. Damai sejahtera tidak saja
menanti di akhir perjalanan, tetapi di sepanjang jalan. Bukan saja dalam jalan
agama secara umum, tetapi dalam setiap jalan kecil di dalamnya, dalam segala
jalan setapaknya, segenap tindakan, contoh dan kewajiban di dalamnya. Yang satu
tidak lantas memahitkan apa yang telah dimaniskan oleh yang lainnya,
sebagaimana yang biasa terjadi dalam hal-hal di dunia ini. Sebaliknya, semuanya
adalah damai sejahtera, yang tidak hanya manis, tetapi juga aman. Para orang
kudus memasuki damai sejahtera sorgawi ini, dan menikmatinya di masa kini.
Selanjutnya,
Firman Tuhan selalu mengingatkan kita tentang pentingnya hikmat. Hikmat lebih
berharga daripada perak, emas dan permata (ayat 14-15).
Hikmat memberikan kita kedamaian sehingga kita dapat tidur dengan nyenyak (ayat
24).
Firman Tuhan juga mengaitkan hikmat dengan penyertaan dan penjagaan Tuhan (ayat
25-26).
Dengan
kata lain, hikmat yang dimaksudkan di sini bukanlah hikmat manusiawi yang lepas
dari jalur kehendak Allah. Hikmat bukanlah kecerdikan akal manusia yang mungkin
bisa membebaskan kita dari masalah; sebaliknya, kadang hikmat membawa kita
masuk ke dalam masalah namun kita tahu, bahwa itulah kehendak Allah. Hikmat
memberi kita ketenangan sebab kita yakin bahwa kita berada dalam kehendak
Allah. Secerdik apa pun akal kita dan seberapa besar pun keberhasilan kita
lolos dari masalah, jika itu bukan jalan Tuhan, itu bukan hikmat dan di
dalamnya tidak akan kita jumpai sentosa. Kalau begitu, Tempat yang paling aman
di dunia adalah di tengah kehendak Allah. Berjalan dalam kehendak Allah sama
dengan berhikmat ~~~Amin!
0 komentar:
Posting Komentar