“ANAK BUAH MATI MISTERIUS PREMAN PASAR BERTOBAT”
Oleh: Saeful
Lahir di
keluarga yang berantakan sudah saya alami sejak kecil. Nama saya Saeful dan
saya keturunan suku sunda. Ayah dan ibu saya sudah lama berpisah, ketika
anak-anaknya masih kecil. Saya dibesarkan oleh ibu saya. Ibu adalah orang yang
sangat pekerja keras. Oleh karena itulah, di tidak pernah ada waktu untuk saya.
Kasih seorang ibu tidak pernah saya dapatkan saat itu. Dibesarkan tanpa kasih
orang tua membuat saya menjadi orang yang tidak mempunyai tujuan hidup.
Saya
sering menghabiskan waktu di pasar Ciroyom. Bahkan,
banyak preman yang sering memalaki saya. Ketika itu saya tidak bisa berbuat
apa-apa, karena memang saya tidak berani melawan mereka. Suatu kali, ada
seorang preman yang suka memalaki saya dapat ke rumah saya. Kami pun sama-sama
kaget, karena ternyata dunia sangat sempit. Karena preman tersebut takut dengan
ibu saya, maka dia pun takut kepada saya. Akhirnya kami pun menjadi teman.
Preman tersebut bernama Tedi.
Saya
melihat begitu mudahnya menjadi preman. Cara untuk mendapatkan uang sangat
mudah. Lalu saya memutuskan untuk menjadi kepala preman. Sebelumnya saya pergi
ke dukun / paranormal untuk mendapat ilmu kebal. Selama menjadi preman saya
suka sekali menjual barang - barang dagangan dengan harga yang sangat mahal.
Para pembeli pun takut dengan saya, sehingga mereka pun membeli barang-barang
dagangan saya. Saya juga berkelahi dengan preman pasar senior yang ada di pasar
Ciroyom. Tanpa ada rasa takut, saya melawan mereka. Bahkan, saya ketika ditusuk
dengan sebuah senjata tajam, saya tidak berdarah sama sekali.
Tidak
hanya itu saja, saya juga suka memalaki mereka, bahkan jika mereka tidak bisa
memberikan apa yang saya mau, saya tidak segan-segan untuk membacok mereka. Hal
ini tentunya saya lakukan tanpa ada rasa hati nurani lagi. Suatu kali saya
mendapat kabar bahwa anak buah saya yaitu Tedi meninggal dunia. Ketika itu saya
sangat sedih dan heran padahal baru bertemu dengan dia. Hal demikian pun terus
terjadi, anak buah saya banyak mati secara misterius.
Karena
merasa dikejar dengan ketakutan, akhirnya saya pergi menemui ayah saya.
Sekaligus bersilaturahmi, saya berkunjung ke rumahnya. Selama bertemu
dengannya, ayah banyak menceritakan mengenai Isa Almasih. Bahkan, dia
memberikan sebuah Alkitab untuk
saya. Sepulangnya, saya memutuskan untuk tidak menjadi preman. Namun, setelah
ikut Tuhan saya merasakan mencari uang itu sangat sulit. Saya tidak bisa
membeli apapun yang saya mau.
Ada hasrat
untuk kembali menjadi preman, namun akhirnya saya memutuskan untuk benar-benar
bertobat. Saya menerima Yesus sebagai juru selamat hidup saya. Dia mengubahkan
hidup saya. Sekarang saya hidup melayani Tuhan dalam bidang seni, yaitu
lagu-lagu pujian dalam bahasa sunda. Saya juga bermain gamelan.Saya
persembahkan seluruh talenta saya kepada Tuhan.
Kini hidup
saya benar-benar sepenuhnya milik Kristus. Dia hidup di dalam saya dan saya
hidup di dalam Dia. PerbuatanNya dan rancanganNya begitu luar biasa.
0 komentar:
Posting Komentar